Tapi klien terbesar mereka tak lain dan tak bukan adalah Apple. Para analis memperkirakan bahwa sekitar 40%-50% dari total pendapatan Foxconn adalah berkat hasil kontrak dengan Apple.
Akan tetapi kemitraan Apple dengan Foxconn bagai dua sisi mata uang. Sebagai manufaktur utama gadget Apple seperti iPhone dan iPad, nama Foxconn terangkat. Dari tangan-tangan karyawan Foxconn, gadget berkualitas itu dirakit hingga menuai penjualan luar biasa dan dikenal sebagai produk premium.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi kerja di pabrik perakit piranti ini memang disinyalir super keras. Hal ini dilaporkan tak bisa dipisahkan dari filosofi Terry Gou sendiri, yang selalu menekankan pentingnya kerja keras dari karyawannya.
Raut kesedihan orangtua dari seorang pekerja Foxconn yang bunuh diri. (gettyimages)
"Bekerja adalah bentuk kesenangan", "Lingkungan yang keras adalah sesuatu yang bagus", hingga "Orang-orang lapar memiliki pikiran yang jernih" adalah beberapa pernyataan Gou. "Orang-orang mengatakan kami adalah pemeras keringat. Salahnya apa? Semua petani berkeringat sebelum bisa panen," katanya lagi.
Tapi Gou akhirnya menyadari bahwa kondisi kerja tersebut tidak bisa dipandang remeh. Bersama Apple, Foxconn menjadi sorotan dunia internasional karena dipandang sewenang-wenang pada para karyawannya. Kondisi kerja pun akhirnya diperbaiki dan gaji karyawan ditingkatkan.
"Bunuh diri yang pertama, kedua dan ketiga saya nilai bukan masalah serius. Pekerja kami sangat banyak. Memang saya merasa bersalah, tapi saya waktu itu tidak berpikir harus bertanggung jawab penuh. Kini saya memutuskan untuk melakukan sesuatu yang berbeda, " katanya pada BusinessWeek.
Jumlah karyawan Foxconn memang begitu banyak, tercatat mencapai 1,2 juta di tahun 2012, yang tersebar di 13 pabrik. Ia masuk ke dalam daftar 10 perusahaan terbesar di dunia yang dihitung dari banyaknya karyawan.
(fyk/ash)