Ibarat bak dua mata pisau. Arus data yang sangat deras bisa bermanfaat bagi pemiliknya, namun di sisi lain juga dapat membuat sakit kepala.
Adi Rusli, Country Manager EMC Indonesia mengatakan, banyak perusahaan besar memiliki jumlah data yang besarannya signifikan saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun lonjakan data yang menggila ini, lanjut Adi, bisa dikendalikan atau bahkan dioptimalkan sebagai kekuatan perusahaan.
Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan data tersebut sebagai 'amunisi' business intelligent perusahaan.
"Kita bisa menggunakan data tersebut untuk memperkuat strategi marketing, bisnis, keuangan, dan lainnya. Jadi tak cuma didiamkan," tukasnya.
Misalnya, sebuah perusahaan memiliki data mengenai pola pengkonsumsian media dari para calon konsumennya. Dari data ini sejatinya kita bisa membuat strategi marketing yang efektif agar tepat sasaran. Jadi tidak asal tembak.
Dari sisi teknologi, para vendor TI pun dianggap sudah dapat mengakomodir kebutuhan skala enterprise ini. Jadi pengguna tinggal mencari solusi yang tepat.
"Intinya adalah, kita harus mengubah big data dari headache menjadi opportunity. Sebab data dan informasi akan terus tumbuh, tumbuh, dan tumbuh," pungkasnya.
(ash/eno)