Demikian diungkapkan oleh Meriza Hendri, dosen managemen Universitas Widyatama saat berbincang dengan detikINET di Cabe Rawit, Jalan Teuku Umar.
Dalam hasil penelitian yang dilakukannya di Kota Bandung, terkuak fakta bahwa para pelaku UKM sudah melek teknologi. Namun belum bisa memanfaatkan teknologi tersebut bagi kegiatan usahanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Bandung, imbuhnya, walaupun terkenal dengan kota industri kreatif, namun pelaku industrinya masih belum sepenuhnya menggunakan teknologi sebagai penopang bisnis.
"Saat ditanya punya Facebook, mereka mengaku punya. Tapi hanya sebatas punya dan untuk main-main saja. Tidak mereka gunakan untuk promosi usahanya misal. Atau memanfaatkan internet untuk mengembangkan teknologi," ungkap pria yang juga konsentrasi di bidang marketing dan enterpreneur ini.
Menurut Meriza, perkembangan teknologi saat ini sangatlah cepat. Sehingga mempengaruhi kegiatan perekonomian bangsa di dunia. "Teknologi tidak saja mempengaruhi industri manufaktur, tapi juga industri jasa yang memiliki sifat intangible," jelasnya.
Konsep Techno Ekonomic sendiri telah memberikan pengaruh pada penurunan biaya, proses produksi dan pengaruhnya pada lingkungan.
Meriza mencontohkan China sebagai satu negara yang menggunakan teknologi untuk perkembangan industrinya. Menurutnya, China sebagai negara dengan penduduk terbesar di dunia telah menjadi negara yang berpengaruh dalam bidang ekonomi karena ditopang oleh teknologinya.
"Mereka mampu menciptakan berbagai barang yang dapat diekspor ke berbagai negara termasuk ke Indonesia. Mereka benar-benar menerapkan teknologi bahkan untuk industri rumahan di sana," ungkapnya. (afz/ash)