Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Robot Humanoid China Dijual Murah Setara iPhone

Robot Humanoid China Dijual Murah Setara iPhone


Adi Fida Rahman - detikInet

Robot Bumi
Robot Humanoid China Dijual Murah Setara iPhone Foto: Vov
Jakarta -

Perusahaan teknologi asal China, Songyan Power, baru saja menandatangani perjanjian untuk memasok 1.000 unit robot humanoid bernama Bumi ke Huichen Technology. Langkah ini menandai era baru dalam pengembangan robot humanoid yang lebih terjangkau, dengan harga yang setara dengan smartphone kelas atas seperti iPhone.

Robot Bumi dirancang sebagai perangkat ringkas dan ringan yang mampu melakukan berbagai aktivitas, seperti berjalan, berlari, dan menari. Selain itu, robot ini dilengkapi kemampuan mendengar serta merespons perintah suara, sehingga memudahkan interaksi dengan pengguna.

Pemrogramannya pun sederhana, menggunakan alat seret dan lepas (drag-and-drop) yang intuitif, sehingga cocok bagi pemula. Fokus utama Bumi adalah interaksi dengan anak-anak, dengan tujuan pendidikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Robot ini dirancang untuk membantu pemula mempelajari dasar-dasar robotika secara mudah dan menyenangkan. Dengan demikian, Bumi tidak hanya ditujukan untuk bisnis dan pabrik, tetapi juga sekolah serta keluarga, membuka peluang penerapan yang lebih luas di masyarakat.

Harga jual Bumi yang hanya 9.998 yuan, atau sekitar Rp 23 jutaan, menjadikannya robot humanoid termurah di dunia saat ini. Penjualan perdana dijadwalkan pada Januari 2026, yang semakin memperkuat posisi China sebagai pemimpin dalam mendekatkan teknologi robot humanoid ke kehidupan sehari-hari.

Sementara itu, di Amerika Serikat, harga robot humanoid masih sangat tinggi. Misalnya, Tesla Optimus diprediksi akan dibanderol antara USD 20.000 hingga 30.000 dolar AS (Rp 333 juta - 500 juta) saat diproduksi massal. Sedangkan Digit dari Agility Robotics mencapai sekitar USD 250.000 atau Rp 4,1 miliar, dan terutama digunakan di gudang serta pabrik untuk meningkatkan efisiensi.

Robot BumiRobot Bumi Foto: Vov

Perusahaan-perusahaan AS cenderung memfokuskan pengembangan pada produktivitas dan keselamatan industri, sehingga robot mereka sering kali mahal dan ditargetkan untuk sektor bisnis. Sebaliknya, pendekatan Tiongkok menekankan produksi cepat, berskala besar, serta biaya rendah, dengan menerima margin keuntungan tipis demi mempopulerkan produk secara massif.

Perbedaan strategi ini mencerminkan persaingan teknologi yang lebih luas antara kedua negara. China bertaruh pada pengembangan perangkat keras dan ekosistem pendukung, sementara AS memprioritaskan perangkat lunak, kecerdasan buatan (AI) canggih, serta kemampuan otomatisasi yang tinggi dengan nilai guna maksimal.

Robot humanoid murah buatan China seperti Bumi berpotensi meningkatkan penerapan teknologi ini dalam pendidikan dan penelitian secara global. Namun, ada kekhawatiran bahwa perang harga ini bisa memperlambat inovasi teknologi jangka panjang, karena fokus pada biaya rendah mungkin mengorbankan kemajuan kualitas.

Secara keseluruhan, perlombaan pengembangan robot humanoid menjadi medan pertempuran baru dalam rivalitas teknologi AS-China. Kedua negara memiliki visi yang sangat berbeda tentang bagaimana robot akan terintegrasi ke dalam kehidupan sehari-hari, dengan China mengarah pada aksesibilitas massal dan AS pada inovasi premium, dilansir dari Forbes.




(afr/afr)







Hide Ads