CEO Apple Tim Cook mendapat uang sebanyak USD 41,5 juta atau sekitar Rp 639 miliar setelah dipotong pajak dari hasil menjual saham Apple.
Cook menjual 511 ribu lembar saham Apple, yang nilai sebelum pajaknya adalah USD 87,8 juta, berdasarkan catatan US Securities. Penjualan saham terbesar Cook sebelumnya terjadi pada Agustus 2021, saat ia menjual saham senilai USD 355 juta.
Berdasarkan catatan, bos besar Apple itu mempunyai 3,3 juta lembar saham Apple yang nilainya sekitar USD 565 juta, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Kamis (5/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saham Apple tercatat menurun 13% dari nilai tertingginya pada Juli lalu, yaitu USD 198,23 perlembar saham. Penurunan ini diperkirakan terjadi karena lambatnya pemulihan pelemahan penjualan HP.
Pelambatan ini juga ditenggarai menjadi penyebab Apple tak menaikkan harga iPhone 15 terbarunya. Yaitu karena pasar HP secara global yang masih melemah.
Saham Apple pun sebelumnya sudah sempat merosot, tepatnya pada awal September lalu, setelah pemerintah China melarang pegawai pemerintahan dan karyawan perusahaan milik pemerintah menggunakan iPhone.
Saat itu saham Apple melorot dan kehilangan nilainya sampai hampir USD 200 miliar. Saham Apple turun 2,8% pada perdagangan hari Kamis (7/9/2023), setelah sehari sebelumnya sudah turun 3,6% setelah Wall Street Journal menulis laporannya terkait pelarangan penggunaan iPhone di kalangan pegawai negeri China.
Pasalnya akibat pelarangan tersebut, sejumlah analis memperkirakan penjualan iPhone bisa menurun hingga 20 juta unit, angka yang signifikan untuk Apple. Sebagai informasi, selama tahun 2022, Apple menjual 232,2 juta unit iPhone.
Meskipun pada akhirnya Pemerintah China mengaku tidak mengeluarkan regulasi yang melarang pejabat atau pegawai pemerintah untuk membeli atau menggunakan HP buatan negara lain, termasuk iPhone.
"China belum mengeluarkan undang-undang, aturan, atau dokumen kebijakan apapun yang melarang pembelian dan penggunaan ponsel dari merek asing seperti Apple," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, seperti dikutip dari CNBC, Kamis (14/9/2023).
(asj/asj)