Ada sebuah penemuan yang sangat unik, yaitu headphone yang diklaim dapat membersihkan kotoran telinga. Alat canggih ini diciptakan oleh salah satu startup medis SafKan Health.
Dilansir dari Thesun.co.uk, Jumat (22/3/2023), headphone tersebut diberi nama OtoSet, berupa perangkat pembersih telinga otomatis pertama yang telah diakui oleh badan POM Amerika yaitu FDA dalam penggunaan klinis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara menggunakannya cukup mudah, yaitu hanya dengan menekan tombol dan menyemburkan air di telinga pengguna. Dilengkapi teknologi hisap mikro, alat tersebut akan bekerja untuk menarik kotoran telinga dan akan memecah kotoran dengan mengalirkan cairan dengan cepat dan aman.
Salah satu pengguna Twitter @JaValle men-tweet video headphone canggih tersebut sedang bereaksi. Beragam reaksi netizen pun muncul di kolom komentar.
![]() |
Dalam video tersebut, diperlihatkan bahwa saat proses penyemprotan air ke dalam telinga, awalnya air berwarna jernih. Namun setelah itu, air berubah warna. Perubahan warna tersebut mengejutkan beberapa orang. "Saya pikir ini adalah headphone pembuat teh," komentar salah satu netizen.
Banyak netizen tertarik memiliki headphone canggih tersebut, namun mundur teratur saat tahu harganya. Pasalnya, headphone inovatif itu dibanderol dengan harga yang sangat fantastis, yakni USD 2.753 dolar (sekitar Rp 42 juta).
Komentar lainnya banyak yang mengaku kagum dengan alat tersebut. Headphone canggih itu dapat membersihkan telinga secara menyeluruh dalam waktu 35 detik saja.
Meskipun canggih, sebagian netizen menilai teknologi ini menjijikkan. Bagaimana tidak, kita bisa melihat kotoran telinga dikeluarkan dan ditampung di headphonenya. Hasilnya tentu tidak elok dipandang mata.
Headphone pembersih telinga ini seharusnya hanya digunakan oleh ahli profesional kesehatan. Artinya, jika masyarakat ingin mencoba alat tersebut, sudah seharusnya mencari spesialis telinga yang sudah berinvestasi memiliki alat tersebut.
Keren banget kan! Apakah Detikers tertarik untuk mencoba? Komen di bawah ya!
*Artikel ini ditulis oleh Windi Yusnita peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(rns/fay)