LG menjadi korban paling baru di bisnis ponsel ketika April lalu memutuskan gulung tikar. Sebenarnya, keputusan LG yang menutup bisnis ponselnya tak bisa dibilang kabar mengejutkan, karena sejak bertahun lalu, bisnis ponselnya memang sudah babak belur.
Selama bertahun-tahun, tepatnya dari Q2 2015, bisnis ponsel mereka memang selalu merugi. Terakhir, pada 2020, bisnis ponsel LG mencatatkan kerugian sebesar USD 715 juta.
Nasib LG ini berbanding terbalik dengan rival senegaranya, yaitu Samsung, yang masih bisa menguasai pasar ponsel selama beberapa tahun, dan kalaupun tertendang dari posisi teratas, mereka tetap ada di tiga -- atau setidaknya -- lima besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pangsa pasar LG secara global saat ini hanya 1%, kalah jauh dari berbagai pabrikan lain. Termasuk jajaran perusahaan asal China yang menguasai pasar ponsel, seperti Oppo, Vivo, Realme, dan Xiaomi.
Kemunculan mereka pula yang membuat ponsel LG semakin kalah bersaing karena berani jual murah dengan spek tinggi.
Terakhir kali ponsel LG terjual dengan jumlah yang lumayan dan masuk ke jajaran ponsel terlaris adalah pada 2014, yaitu lewat LG G3 yang terjual sebanyak 10 juta unit, dan pada 2013, saat LG G2 terjual sebanyak 3 juta unit.
Praktis setelah itu, tak ada ponsel buatan LG yang masuk ke daftar ponsel terlaris, hanya menjadi bayang-bayang ponsel buatan Apple, Samsung, Huawei, dan pabrikan lainnya.
Salah satu pencapaian terbesar LG adalah pada Q3 2013, saat mereka masuk tiga besar market share ponsel di Amerika Serikat.
Bisnis ponsel memang keras. Sudah banyak perusahaan yang menjadi korbannya. Sebut saja BlackBerry dan Nokia, meski memang membandingkan LG dengan kedua perusahaan itu rasanya kurang tepat.
Halaman selanjutnya, ikuti jejak Nokia dan BlackBerry>>>