Kilas Balik HP BlackBerry, dari Masa Jaya Sampai Disuntik Mati
Hide Ads

Kilas Balik HP BlackBerry, dari Masa Jaya Sampai Disuntik Mati

Virgina Maulita Putri - detikInet
Senin, 10 Jan 2022 13:10 WIB
BlackBerry
Kilas Balik HP BlackBerry, dari Masa Kejayaan Sampai Disuntik Mati Foto: Pocket-lint
Jakarta -

Pada pertengahan tahun 2000-an sampai awal 2010-an, BlackBerry merupakan ponsel yang identik dengan eksklusivitas dan kemewahan. Tapi, kini namanya hanya tinggal kenangan karena ponsel lawas BlackBerry benar-benar disuntik mati setelah dukungan untuk BlackBerry OS dihentikan.

BlackBerry menghentikan dukungan untuk BlackBerry OS 7.1 dan versi sebelumnya, BlackBerry 10, dan BlackBerry PlayBook OS 2.1 dan versi sebelumnya. Dukungan untuk sietm operasi tersebut berakhir sejak 4 Januari 2022.

Untuk mengenang masa jaya BlackBerry, yuk kilas balik dari saat popularitasnya menanjak sampai keruntuhannya, seperti dikutip dari ZDNet, Minggu (9/1/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebangkitan BlackBerry

BlackBerry, atau yang dulu juga dikenal dengan nama Research in Motion (RIM) mulai menanjak di tahun 1999 dengan peluncuran BlackBerry 850. Ini adalah perangkat mirip pager yang mendukung komunikasi email dua arah dengan keyboard QWERTY fisik.

Meski 850 dikenal sebagai pondasi perangkat BlackBerry, perusahaan asal Kanada ini baru meluncurkan 'ponsel pintar' di tahun 2003 dengan peluncuran BlackBerry 6200.

ADVERTISEMENT

Di saat semua ponsel masih mengusung desain flip atau candybar, BlackBerry 6200 memiliki layar monokrom di atas keyboard QWERTY dan beberapa tombol navigasi. Ponsel ini juga menyediakan layanan email lewat jaringan 2G.

Ponsel ini diikuti oleh varian yang mengusung layar berwarna seperti BlackBerry 7100 dan 7200. Beberapa ponsel BlackBerry generasi selanjutnya juga membawa peningkatan display, desain eksterior baru, dan kedatangan fitur baru seperti Bluetooth.

Kemudian pada tahun 2007, RIM meluncurkan salah satu model BlackBerry yang paling digilai yaitu BlackBerry Curve. Model baru ini juga memudahkan pengguna menavigasi ponsel berkat dukungan trackball yang ikonik.

Trackball ini kemudian digantikan dengan trackpad di lini BlackBerry Bold. Meski begitu, BlackBerry Curve tetap menjadi pedoman desain untuk ponsel-ponsel BlackBerry selanjutnya.

Lahirnya persaingan

Kabar buruk bagi BlackBerry Curve, tahun 2007 merupakan tahun yang sama Steve Jobs mengenalkan iPhone generasi pertama. Berbeda dengan BlackBerry yang mengandalkan keyboard QWERTY penuh, iPhone menawarkan layar sentuh untuk semua operasionalnya.

Selain input yang lebih ramah pengguna, ada satu strategi Apple yang membuat iPhone cepat diterima oleh konsumen. Jika ponsel BlackBerry lebih menyasar kalangan bisnis, Apple langsung mengarahkan iPhone untuk konsumen biasa.

DI era yang sama, Android juga mulai lahir dan mengikuti jejak konsumen-sentris seperti Apple. Ditambah dengan inovasi toko aplikasi yang memungkinkan pengembang pihak ketiga untuk memasukkan aplikasinya, iPhone dan Android jadi lebih unggul ketimbang BlackBerry.

Untuk merespons dua pesaing terbarunya, BlackBerry mencoba beberapa inovasi baru di di desain ponselnya. Seperti BlackBerry Storm yang merupakan ponsel pertamanya yang sepenuhnya dioperasikan menggunakan layar sentuh.

Sayangnya ponsel ini mendapat ulasan yang negatif mulai dari integrasi software yang buruk, software yang buggy, dan user experience yang buruk. BlackBerry Storm 2 yang dirilis tahun 2009 juga bernasib sama.

Awal kejatuhan

Tahun terbaik terakhir bagi BlackBerry adalah tahun 2010. Tapi di paruh kedua tahun 2010, performa BlackBerry di pasar mulai merosot, baik dari segi penjualan dan jumlah pengguna.

Berdasarkan data ComScore, RIM menyumbang 37,3% dari total pengguna ponsel pada September 2010. Sementara itu Apple dan Google masing-masing menguasai 24,3% dan 21,4%.

Pada Desember 2010, porsi yang dipegang RIM berkurang lima poin menjadi 31,6%, sementara Google naik tujuh ke poin ke angka 28,7%. Dari situ keruntuhan BlackBerry sudah tidak terelakkan lagi.

Pada awal tahun 2011, Android menyalip BlackBerry dan mengambil 31,2% pengguna. Pangsa pasar RIM kemudian jatuh bebas ke satu digit, dan pada akhir tahun 2014 mereka hanya menguasai 1,8% total pengguna ponsel.

BlackBerry PrivBlackBerry Priv yang memakai OS Android Foto: The Verge

BlackBerry tidak tinggal diam menghadapi nasibnya yang makin terpuruk. Mereka mencoba berbagai cara mulai dari menghadirkan sistem operasi baru yang fokus untuk layar sentuh, dan akhirnya merilis ponsel yang menjalankan Android.

Tapi semuanya sudah terlambat karena pengaruh Apple dan Google sudah terlalu besar. BlackBerry kemudian berhenti memproduksi ponsel pada tahun 2016 dan beralih menjadi perusahaan software dan keamanan siber.

Disuntik mati

Meski tidak lagi memproduksi ponsel, nama BlackBerry masih hidup setelah dilisensikan ke perusahaan lain seperti TCL untuk memproduksi ponsel dengan merek BlackBerry. Tapi ini pun tidak bertahan lama, dan pada tahun 2020 BlackBerry putus dengan TCL.

Tidak hanya ponselnya, beberapa layanannya yang ikonik juga perlahan dimatikan. Seperti BlackBerry Messenger yang disuntik mati pada tahun 2019 dan sistem operasi BlackBerry OS yang baru saja dihentikan dukungannya.

Kabar baiknya, pengguna ponsel BlackBerry yang menjalankan sistem operasi Android tidak akan terdampak dan masih bisa digunakan seperti biasa.

Selain itu, kabarnya ada perusahaan yang akan melahirkan ponsel BlackBerry dukungan 5G. Perusahaan itu adalah OnwardMobility, perusahaan yang memperoleh hak untuk memproduksi ponsel bermerek BlackBerry.

Rencana tersebut diumumkan pada bulan Agustus 2020 dan dijadwalkan meluncur pada tahun 2021. Meski sempat tidak ada kabar, OnwardMobility menegaskan bahwa proyek ini belum mati dan mereka masih berencana meluncurkan BlackBerry 5G dengan keamanan tingkat tinggi.

Halaman 2 dari 2
(vmp/vmp)
Berita Terkait