Intel melancarkan kampanye untuk mempromosikan jajaran prosesor terbarunya. Salah satu iklan dalam kampanye tersebut mengejek Apple, tepatnya perangkat Mac baru yang memakai chip M1.
"If you can power a rocket launch and launch Rocket League, you're not on a Mac," tulis Intel dalam kicauannya.
Kicauan ini mengacu pada game Rocket League, yang tak tersedia di platform Mac. Sampai saat ini memang jika membicarakan game, pilihan untuk PC berbasis Windows jauh lebih banyak dibanding Mac.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun kemudian Intel pun diserang banyak netizen, bahkan ada yang menyebut Intel sebagai pecundang karena melakukan kampanye ini.
"Menyerang mantan yang berhasil menunjukkan performa lebih baik dari prosesor anda tak ada keuntungannya kecuali membuatmu terlihat seperti pecundang. Kamu bisa melakukan lebih baik dari itu," kira-kira begitulah terjemahan dari kicauan Jane Manchun Wong yang membalas kicauan Intel tersebut.
Seperti diketahui, Apple sudah memutuskan untuk meninggalkan prosesor Intel untuk perangkat Mac-nya dan beralih ke M1. Dan sejauh ini, perbandingan performa antara M1 dan prosesor Intel yang ada di MacBook sebelumnya sangatlah jauh.
Ada juga netizen yang membuat poster serupa dengan milik Intel namun berisi keunggulan chip M1 dibanding prosesor Intel.
Mungkin Anda menganggap bahwa netizen yang menyerang Intel ini adalah fanboy Apple, tapi tampaknya ada juga pendukung AMD yang ikut berkomentar.
"Tentu saja, saya akan memilih PC yang menggunakan AMD," tulis Satvhik Seshadri lewat akun Twitternya.
Benchmark yang meragukan
Sebelumnya Intel pun 'menyerang' Apple dengan membandingkan hasil benchmark antara prosesor Intel Core i7 generasi ke-11 dengan M1. Dalam benchmark yang tampak meragukan itu, Intel membandingkan dari segi performa dan daya tahan baterai.
Misalnya, Intel mengatakan proses memindahkan presentasi PowerPoint dalam bentuk PDF 2,3 kali lebih cepat menggunakan laptop Windows dengan chip Core i7 generasi 11 dan RAM 16 GB ketimbang MacBook Pro 13-inch dengan chip M1 dan RAM 16 GB.
Disebut meragukan karena Intel menggunakan perangkat yang berbeda-beda untuk pengujian. Seperti untuk perbandingan performa, Intel menggunakan MacBook Pro, sementara untuk uji baterai, yang dipakai adalah MacBook Air.
Padahal, dalam banyak ulasan disebut MacBook Pro punya performa yang tak jauh berbeda dibanding MacBook Air karena keduanya menggunakan chip M1 yang (hampir) sama. Namun daya tahan baterai antara MacBook Pro dan Air-lah yang terpaut cukup jauh.
Taktik 'cherry picking' ini juga sebelumnya dilakukan Intel untuk menyerang AMD. Hal ini disebut oleh ExtremeTech sebagai metodologi pengujian yang cacat dan bias.
Pasalnya Intel hanya laptop tertentu yang memakai prosesor AMD, dalam hal ini Lenovo, dan dibandingkan dengan banyak laptop Intel buatan berbagai pabrikan.
Padahal, menurut ExtremeTech, penurunan performa prosesor saat memakai tenaga dari baterai ini kebanyakan diatur oleh pabrikan pembuat laptop, bukan dari prosesornya. Intel pun disebut mengesampingkan hasil benchmark di mana prosesor AMD bisa mendapat skor lebih tinggi.
(asj/asj)