iPhone 12 telah diluncurkan oleh Apple dan mungkin nanti akan langsung diburu oleh para fanboy saat sudah dipasarkan. Namun demikian, konsumen rata-rata atau secara umum diprediksi lebih akan berpaling pada iPhone 12, bukan iPhone 12 Pro atau iPhone 12 Pro Max.
Analis industri menganggap Apple tidak berhasil mengetengahkan alasan kuat, kenapa konsumen rata-rata harus membayar lebih dari USD 1.000 untuk menebus iPhone 12 Pro. Itu karena tidak ada nilai jual yang sangat berbeda dari model lainnya.
"Sebelumnya, kami merasa Apple membuat alasan kuat kenapa konsumen yang melek teknologi harus memilih yang lebih tinggi, iPhone X di 2017, iPhone XS di 2018 dan iPhone 11 Pro di 2019, tapi kami tidak yakin itu terjadi dengan sama kuat di 2020," cetus analis Deutsche Bank.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami cemas event (peluncuran iPhone 12) tidak membuat alasan cukup kuat bahwa konsumen umum harus membeli iPhone 12 Pro atau Pro Max ketimbang iPhone 12 atau iPhone 12 Mini," tambah mereka seperti dikutip detikINET dari CNBC, Jumat (16/10/2020).
iPhone 12 di Amerika Serikat harganya USD 799. Sedangkan iPhone 12 Pro dihargai USD 999 dan iPhone 12 Pro Max dibanderol USD 1.099.
Namun demikian, perbedaan kunci antara model tersebut tampaknya hanya kapabilitas kamera dan storage internal lebih besar. Deutsche Bank menganggap Apple gagal menunjukkan adanya perbedaan prosesor, keawetan baterai atau teknologi di layar alias sebelas dua belas.
Memang iPhone 12 Pro lebih hebat kameranya dengan sensor lebih besar, selain fitur baru Lidar untuk augmented reality. Namun demikian, fitur semacam itu mungkin lebih menarik bagi penggemar fotografi, bukan konsumen pada umumnya.
"Terkait fitur yang ditawarkan iPhone 12, perbedaan bagi iPhone 12 Pro adalah kualitas kamera. Kameranya memang mengagumkan, tapi itulah satu-satunya pembeda antara iPhone 12 dan iPhone 12 Pro," kata analis industri, Raymond James.
(fyk/afr)