Windows Bahasa Indonesia Sepi Peminat
Hide Ads

Windows Bahasa Indonesia Sepi Peminat

- detikInet
Selasa, 13 Des 2005 14:36 WIB
Jakarta - Microsoft Indonesia mengakui, pendapatan dari Windows Bahasa Indonesia masih belum menggembirakan. Oleh karena itu, tahun 2006, produk itu akan dibawa ke luar Jawa. Lho kok?Microsoft Windows XP Bahasa Indonesia, yang terdiri atas Windows XP Starter Edition (SE) dan Language Interface Pack (LIP) Bahasa Indonesia, diakui belum memberi hasil yang besar. Demikian menurut Ari Kun Widodo, vice president PT Microsoft Indonesia, saat acara Microsoft Press Outing di Javana Spa, Sukabumi. Oleh karena itu Microsoft akan mencoba taktik yang berbeda. "Target kita mulai januari 2006, Microsoft akan mulai mengedukasi keluar dari kota-kota besar atau kota-kota kabupaten di luar Jawa. Selama ini kita lakukan joint program dengan Intel, BNI dan MII," kata Ari. Namun, Ari sendiri mengakui, Microsoft menghadapi kendala di mana pasar di kota-kota besar lebih cenderung untuk memilih PC dengan prosesor Pentium. Padahal Windows XP SE hanya mendukung prosessor Celeron, yang notabene kemampuannya berada di bawah Pentium. "Kesulitannya adalah mengedukasi pasar bahwa Microsoft mengejar affordability sebagai salah satu nilai tambah. Harapannya, dengan Celeron harga akan lebih murah. Sementara customer tidak terbersit keinginan untuk membeli Celeron," ujarnya. Meskipun demikian, Microsoft yakini bahwa pasar mereka bukan di situ. Sehingga mereka memutuskan untuk memasarkannya keluar Pulau Jawa. "Microsoft akan lebih agresif dalam memasarkan software berbahasa Indonesia di kota-kota kabupaten yang selama ini dipegang oleh channel (distributor-red) kami. Tahun depan MS akan mengadakan program seperti roadshow yang langsung start di kota-kota Kabupaten," tukas Ari. Pasar Server di Indonesia Tumbuh 11-17 Persen Berdasarkan badan riset IDC dalam presentasi yang dibawakan Ari, tercatat server (bukan instal) x86 yang akan terjual sebesar US$ 20.107 pada 2006 dengan angka pertumbuhan sebesar 11,2 persen. Pada 2005, pasar server hanya sebesar US$ 18.076. Sedangkan Gartner juga menganalisa server yang terjual sekitar US$ 21.300 dengan angka pertumbuhan 17,6 persen. Tahun ini, badan riset itu memperkirakan angka pasar sebesar US$ 18.119. "Pasar server sendiri diperkirakan lebih tinggi dari angka pertumbuhan PC desktop yang hanya sebesar 12,6 persen," tukas Ari. (wicak/)
Berita Terkait