Caranya adalah dengan mengoptimalkan robot 'penghancur' iPhone yang bernama Daisy. Robot ini bertugas untuk membongkar iPhone bekas dan menyortir material dari ponsel tersebut yang masih bisa digunakan untuk membuat iPhone baru.
"Kami tak berkompetisi dengan industri pertambangan. Para penambang tak perlu takut dengan perkembangan ini," ujar Lisa Jackson, head of environment, policy and social Apple, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Senin (13/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Selama 13 Tahun, Apple Jual 2 Miliar iPhone |
Memang, para analis industri pun menyangsikan rencana Apple untuk menghilangkan ketergantungan dari industri pertambangan untuk menyuplai material yang dibutuhkan untuk memproduksi perangkatnya.
Saat ini, di sebuah pabrik di Austin, Texas, Amerika Serikat, robot Daisy bekerja terus-menerus untuk membongkar iPhone bekas. Daisy mengumpulkan setidaknya 14 mineral dari ponsel tersebut, salah satunya adalah lithium, yang akan dikumpulkan dan dipakai ulang di iPhone baru.
Setiap jamnya Daisy bisa membongkar 200 iPhone, dan Apple sengaja memilih iPhone untuk menjadi 'korbannya' Daisy karena popularitas perangkat tersebut. Mereka pun tengah mempertimbangkan untuk membagikan teknologi Daisy ke perusahaan lain.
Sejauh ini Apple sudah menggunakan sejumlah material hasil daur ulang untuk memproduksi produk barunya. Material itu adalah timah, kobalt, dan sejumlah material langka di produknya.
Sebelumnya, Apple juga sudah mulai menggunakan material aluminum yang bebas karbon, hasil produksi bareng antara Rio Tinto dan Alcoa.
(asj/asj)