Stadia yang baru dirilis Selasa (19/11), disebut-sebut sebagai Netflix-nya video game. Platform ini menjanjikan pengalaman game on-demand tanpa memakan ruang penyimpanan konsol. Gamer bisa melakukan streaming dan memainkan video game lewat smartphone, web browser atau secara wireless lewat Chromecast.
Baca juga: Google Stadia Tambah 10 Judul Game Andalan |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sedang di tengah perkelahian saat memainkan Destiny 2. Lalu tiba-tiba Chromecast saya mati dan terputus dari internet. Saya pun harus mencabutnya dan Chromecast terasa sangat panas," tulis salah satu gamer lewat forum Reddit.
Pengalaman serupa dirasakan gamer lainnya. "Chromecast saya mengalami overheat sehingga mati dengan sendirinya. Ini dua kali terjadi," kata gamer tersebut.
Dikutip dari CNN Business, Google mengatakan akan dengan senang hati menerima masukan untuk memahami agar pengalaman gaming mereka bisa lebih baik. Namun dikatakan Google, dalam pengujian mereka sendiri, sejauh ini belum ditemukan masalah perangkat mati akibat panas berlebihan.
"Selama penggunaan normal, permukaan perangkat mungkin sedikit hangat saat disentuh. Hal ini berfungsi seperti yang sudah kami rancang. Menggunakan Chromecast Ultra untuk streaming game Stadia sebenarnya mirip dengan ketika menggunakannya untuk streaming acara TV dan film," kata Google.
Kehadiran Google Stadia membuat Google terjun langsung dalam persaingan cloud gaming. Sebelum kemunculan Google Stadia, sudah ada Sony dengan PlayStation Now-nya sejak 2014 dan menuai sukses. Namun sejumlah gamer masih banyak yang mengeluhkan game sering nge-lag.
Selain itu, ada perusahaan hardware gaming Nvidia dengan GeForce Now. Sementara itu, Microsoft mulai menguji cloud gamingnya secara publik bernama Project xCloud Oktober lalu dan berencana memboyongnya ke PC tahun depan. Amazon pun dikabarkan sedang mengembangkan layanan cloud gaming.
(rns/afr)