Sempat ada spekulasi bahwa sistem operasi buatan Huawei, sebagai alternatif Android di smartphone, bisa saja diperkenalkan secara resmi pada 9 Agustus. Tetapi indikasinya tidak demikian jika menilik pernyataan anyar Liang Hua selaku chairman.
Baca juga: Huawei Luncurkan Hongmeng Tanggal 9 Agustus? |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Liang memberikan pernyataan itu di Shenzhen, China, Jumat (12/7/2019) waktu setempat. Ia juga menambahkan bahwa perubahan bisa saja terjadi jika kebijakan AS berganti lagi sehingga berdampak pada penggunaan Android-nya Google di smartphone Huawei.
Disebutkan pula bahwa Liang mengamini komentar dari Ren Zhengfei, pendiri sekaligus CEO Huawei, yang baru-baru ini bilang ke Le Point bahwa, "Hongmeng tidak dirancang buat smartphone sebagaimana yang dibayangkan banyak orang. Kami tidak mengembangkan OS itu untuk menggantikan Google and Google memang menarik OS-nya dari Huawei, kami akan mulai membangun sebuah ekosistem."
Tanda tanya seputar Hongmeng jadi makin besar mengingat pada bulan Mei lalu Richard Yu selaku CEO Consumer Huawei malah sempat menyatakan bahwa sistem operasi baru (Huawei) bisa tersedia pada September-November tahun ini, atau paling telat Mei tahun depan.
Yu saat itu juga mengatakan bahwa sistem operasi itu sudah dikembangkan oleh Huawei sejak 2012 dan akan, "mendukung seluruh aplikasi Android dan aplikasi web," dengan, "performa yang bertambah kencang lebih dari 60%."
Perkembangan teranyar seputar Hongmeng ini tak ayal memunculkan kebingungan. Huawei Central, misalnya, yang rutin memberitakan segala sesuatu seputar Huawei.
Baca juga: Mulai Ada Titik Terang Soal Nasib Huawei |
"Rangkaian pernyataan ini sama sekali tak masuk akal. Kita masih harus menunggu lebih lanjut sampai keluar perkembangan lebih kuat," sebutnya.
Kontributor Forbes Zak Doffman sendiri meyakini tim Huawei masih akan terus lanjut melakukan pengembangan, apapun yang terjadi di masa depan. Asumsinya diperkuat tanggapan Professor Michael Jacobides dari London Business School.
"Fakta bahwa AS sudah mengambil sebuah langkah ekstrem mengindikasikan bahwa Huawei perlu berinvestasi pada OS alternatif. Huawei tak bisa sepenuhnya bergantung pada pemerintahan AS yang sikapnya kini tak menentu. Konyol jika Huawei tak menyiapkan 'Rencana B'," kata Professor Jacobides.
(krs/ask)