Dalam sebuah wawancara, ia mengemukakan bahwa sejatinya HMD Global memiliki lini ponsel Nokia yang jelas pada 2017. Saat itu, isinya terdiri dari Nokia 5, Nokia 6, Nokia 8, dan Nokia 2.
Baca juga: Dua Ponsel 5G Nokia Meluncur Tahun Ini? |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejatinya, tidak ada salahnya jika sebuah vendor ingin memperluas pasarnya. Hal tersebut pun juga terlihat pada Samsung yang tengah gencar menggempur pasar kelas menengah.
Lantas, apa yang membuat lini ponsel Nokia jadi "berantakan"? Shroff mengatakan, hal tersebut timbul lantaran kemunculan versi Plus dari sejumlah seri ponsel Nokia pada paruh kedua 2018.
"Di situ kami memunculkan kebingungan. Saya pikir kami memperkenalkan sekitar 12 atau 13 ponsel di pasar seperti India," ucapnya, sebagaimana detikINET kutip dari NDTV, Senin (10/6/2019).
Baca juga: Nokia 2.2 Dirilis, Harganya Rp 1 Jutaan |
"Kami punya kewajiban kepada konsumen kami, dan kepada semua orang secara umum, untuk memastikan ini (portofolio produk) jelas. Jika kami tidak membuatnya jelas, dan saya setuju kami tidak melakukannya, maka ini merupakan sesuatu yang kami perlu benahi," katanya melanjutkan.
Ke depannya, Shroff menyebut bahwa pihaknya ingin meluruskan ini semua. Salah satunya dengan mengurangi atau bahkan menghapus model Plus yang terdapat di sejumlah seri ponsel Nokia. Ia beranggapan, itu merupakan pusat dari kebingungan yang ada.
(mon/krs)