Meski demikian, pertumbuhan tampak pada segmen laptop ultrabook. Vendor asal Taiwan ini membukukan pangsa pasar sebesar 27% pada Kuartal I 2019 di Tanah Air. Sedangkan pada Kuartal I 2018, pencapaiannya hanya menyentuh level 24,7%.
"Meluasnya penetrasi laptop ultrathin Asus membuktikan bahwa produk-produk yang diluncurkan di Indonesia mendapatkan sambutan yang sangat positif dari sisi pengguna," ujar Jimmy Lin, Country Manager Asus Indonesia, dalam keterangan resminya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melanjutkan ucapan Lin, Head of PR and e-Marketing Asus Indonesia, Muhammad Firman, mengatakan bahwa pihaknya memang sudah fokus di seri ZenBook yang notabene tergolong ultrabook. Hal ini telah dilakukan sejak akhir 2017.
"Tiap tahun kita luncurkan banyak seri zenbook. Dengan kita memaksimalkan exposure, memaksimalkan kampanye-kampanye kita untuk seri ZenBook, itu yang bikin penetrasi ZenBook, market acceptance-nya semakin bagus," ujarnya saat ditemui pada peluncuran ZenBook Pro 14 UX480.
Video: Apa Saja yang Bisa Dilakukan ScreenPad Andalan Asus ZenBook Pro 14?
Lebih lanjut, Firman mengatakan bahwa lini laptop mainstream Asus, yakni VivoBook, juga akan diperbarui agar lebih masuk ke laptop ultrabook yang ringkas. Hal ini dilakukan dengan menghadirkan seri VivoBook dengan dimensi yang lebih tipis.
"Harganya tentu tetap ada jarak antara ZenBook dengan VivoBook, karena memang segmentasinya berbeda. Nah si VivoBook walaupun dia didesain lebih tipis, tetapi dari sisi material, dari sisi fitur, fungsi, dia mungkin gak akan selengkap si ZenBook," kata Firman.
Baca juga: Penampakan Monitor Asus Seharga Rp 38,7 Juta |
Lantas, dengan strategi tersebut, apakah Asus sudah punya target untuk menjadi nomor satu di sektor ultrabook di Indonesia? Sayangnya, Firman menyebut pihaknya belum bisa memprediksi kapan hal tersebut akan terjadi.
"Yang pasti strategi kita ke depan kita akan fokus kita akan hadirkan lebih banyak lagi seri ZenBook di Indonesia," pungkasnya (mon/fyk)