"Memang butuh survei lebih mendalam, tapi ini menurut pengamatan saya di media sosial, ngobrol-ngobrol dengan pemilik toko, vendor dan lain-lain," kata pengamat gadget Lucky Sebastian, berbincang dengan detikINET, Selasa (12/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanya mereka fokus mengembangkan chipset yang tidak hanya melulu mementingkan kecepatan, tapi irit baterai," sebutnya.
Informasi serupa menurut Lucky didapatkannya ketika menjadi pembicara yang berkeliling ke sejumlah kota di Indonesia.
"Saya tanya ke penonton apa yang menjadi perhatian pertama mereka saat milih smartphone. Jawaban mereka pertama memang kamera, kemudian juga daya tahan baterai," urainya.
Pria asal Bandung ini menduga, sepertinya karena pengguna smartphone Indonesia merupakan penggemar media sosial dan sangat kuat untuk urusan berbagi hasil foto atau video, sehingga kamera sering menjadi perhatian lebih.
Tak hanya soal spesifikasi, kepercayaan merek juga penting. Menurut Lucky, ini adalah faktor berikutnya yang dipikirkan konsumen saat menimbang-nimbang smartphone dengan spesifikasi yang mirip.
"Pilih si A atau B. Nah merek ini menentukan. Loyalitas merek ini biasanya ada di level atas atau smartphone premium. Pada smartphone kelas affordable atau mid to low, biasanya tidak ada loyalitas di sana, yang penting mana yang murah dan dianggap memberikan fitur yang paling bagus," terang Lucky.
Dikatakannya, loyalitas akan merek juga dipengaruhi faktor pengalaman, misal pernah mencoba brand A dan puas, terutama karena setelah berurusan dengan after sales service yang mudah dan baik, sehingga akan lebih mudah bertahan di brand tersebut.
Faktor loyalitas lain adalah faktor eksternal seperti saran dari teman atau kerabat yang dianggap lebih tahu soal smartphone.
"isalnya teman pakai brand A dan menurut si teman kualitasnya bagus, maka mereka akan mudah untuk ikut menggunakannya. Jadi word of mouth berlaku di sini, juga untuk brand-brand baru," tutupnya.
(rns/krs)