Qualcomm Buka-bukaan Soal Tawaran Akuisisi
Hide Ads

Laporan dari Hawaii

Qualcomm Buka-bukaan Soal Tawaran Akuisisi

Adi Fida Rahman - detikInet
Jumat, 08 Des 2017 10:50 WIB
Foto: GettyImages
Maui, Hawaii - Meski telah resmi ditolak, topik tawaran akusisi Broadcom tetap disinggung dalam gelaran Qualcomm Snapdragon Tech Summit 2017 yang berlangsung di Maui, Hawaii, AS.

Saat sesi interview, Executives Vice President Qualcomm Cristiano Amon ditodong pertanyaan terkait pinangan Broadcom. Dia mengatakan, banyak pihak mengetahui bahwa apa yang dilakukan Qualcomm bernilai.

"Itulah kenapa banyak pihak tertarik mengakusisi Qualcomm," kata Amon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilanjutkannya, ada sejumlah transisi yang telah memberi dampak bagi banyak perusahaan, salah satunya bisnis front end yang mana Qualcomm sendiri masuk di dalamnya.

Pada perkembangannya, Qualcomm berhasil menghadirkan Snapdragon hingga antena. Hal ini memicu persaingan dengan perangkat lain dari kompetitor.

Apalagi ketika Qualcomm masuk ke 5G, mereka mampu mendesain front end lebih independen. Perusahaan yang berpusat di San Diego, Amerika Serikat itu bisa membuat 5G Milimeter wavebase seperti WiFi access point.

"Ini cukup menggangu pemain lain. Sehingga saya bisa mengerti mengapa beberapa pemain di industri ini berpikir apa yang kami lakukan sangat berharga. Karena ini bisa menimbulkan perubahan pada landscape bisnis," ujar Amon.

Seperti diketahui, Broadcom berniat mengakusisi Qualcomm senilai USD 130 miliar atau sekitar Rp 1.755 triliun. Mereka menawarkan kombinasi uang dan saham dengan nilai USD 70 per lembarnya. Angka tersebut lebih tinggi 28% ketimbang nilai saham Qualcomm pada 2 November lalu.

Namun tawaran tersebut ditolak Qualcomm. Ini karena tawarannya dianggap kurang tinggi. Dewan direksi Qualcomm sepakat menganggap kalau Broadcom menawar Qualcomm dengan nilai yang sangat rendah.

Para petinggi Qualcomm percaya, jika perusahaan sudah berada dalam posisi yang tepat untuk memimpin transisi ke 5G. (rns/rns)