Kesamaan antara dua kamera tersebut ada pada sensor gambar yang dipakai serta performanya secara keseluruhan. Namun keduanya punya perbedaan yang sangat mencolok dari segi desain.
CL dibuat dengan gaya retro yang lebih tradisional ketimbang TL2 yang bergaya futuristik. Tak cuma itu, electronic viewfinder di CL pun terlihat lebih normal, yaitu berada pada bagian kiri atas kamera. Berbeda dengan TL2 yang EVF-nya bisa dilepas pasang di hotshoe kamera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ukuran bodi CL lebih kecil ketimbang TL2. Jika dibandingkan, dimensinya mirip dengan Fujifilm X-E3 dan hanya sedikit lebih besar ketimbang Sony A6500. Di dalam bodinya tersimpan sensor APS-C 24 megapixel dengan prosesor gambar Leica Maestro II.
![]() |
Kombinasi ini bisa memotret 33 foto DNG dan JPEG dengan resolusi penuh berkecepatan 10 fps dan merekam video 4K dengan frame rate 30 fps. Sensornya diklaim bisa menghasilkan dynamic range sampai 14 stop, dan ISO maksimalnya 50 ribu.
Media penyimpanan foto CL menggunakan kartu SD, dan tak dilengkapi port apa pun. Alhasil untuk memindahkan foto ke ponsel atau laptop harus menggunakan WiFi atau mencabut kartu memorinya.
Leica CL kompatibel dengan sistem lensa Leica TL, yang kini sudah mempunyai tujuh lensa, termasuk sebuah lensa baru 18mm f/2,8. Kamera ini juga kompatibel dengan tujuh lensa di sistem Leica SL.
Leica CL akan dijual dalam beberapa paket, contohnya paket dengan lensa 18mm harganya USD 3.795, paket dengan lensa 18-55mm harganya USD 3.995 dan untuk versi body only harganya USD 2.795, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Sabtu (25/11/2017). (asj/mag)