Dibandingkan layar 16:9, format 18:9 memang lebih panjang. Format layar ini biasanya dipakai untuk memaksimalkan wajah ponsel dan memenuhinya dengan layar, tentu dengan bezel yang tipis.
Saat meluncurkan Mi Mix 2 di Beijing, China, Senin (11/9/2017), CEO Xiaomi Lei Jun, sedikit membuka cerita di balik penggunaan layar tersebut ke publik. Ternyata penggunaan rasio yang tak lazim itu tak semudah membalikkan telapak tangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Perjuangan menggunakan rasio layar baru itu ternyata mendapat hambatan dari si empunya Android, alias Google. Jun mengaku menghabiskan waktu 9 bulan lamanya untuk meminta izin penggunaan layar 17:9 tersebut, dan tetap mendapat penolakan.
Proses perizinan itu dimulai pada awal 2016, tepatnya saat Xiaomi pertama membuka diskusi dengan Google untuk penggunaan layar 17:9. Permintaan itu baru mendapat balasan pada 22 Juli, di mana Google menyebut layar 17:9 tak bisa memenuhi Android Compability Definition Document (CDD).
Sebagian dari tim pengembangan dan riset Xiaomi hampir menyerah dalam pengembangan ponsel tersebut. Namun sebagian lainnya masih ingin terus memperjuangkan format layar tersebut, dan kembali membujuk Google untuk mengizinkan format layar tersebut.
"Mi mix terancam hampir batal dibuat, karena tim kami hampir menyerah," ujar Jun dalam presentasinya.
Akhirnya pada September 2016, Google mengizinkan format layar tersebut secara verbal, dan Xiaomi meluncurkan Mi Mix generasi pertama pada 25 Oktober. Benar saja, ponsel tersebut sering disebut sebagai ponsel masa depan karena mempunyai layar nyaris tanpa bezel dan pinggiran yang membulat.
Cikal bakal layar 18:9
Google sendiri akhirnya resmi mengizinkan rasio layar 17:9 pada 8 November 2016 dengan mengubah CDD-nya untuk membolehkan rasio layar yang lebih panjang dari 17:9, termasuk pinggiran layar yang membulat.
![]() |
Alhasil kini pabrikan lain pun bisa memanfaatkan format layar tersebut untuk menciptakan ponsel dengan bezel yang tipis. "(18:9) bisa menjadi standar layar baru, namun jangan lupa siapa yang memperjuangkan format tersebut," pungkas Jun.
Meski begitu, Jun kini tak begitu mempermasalahkan pabrikan ponsel yang menyebut sebagai pelopor penggunaan layar 18:9 tersebut. Menurutnya, semua pabrikan sudah mengklaim sebagai pabrikan yang pertama menggunakan format layar tersebut.
"Kami tak peduli siapa yang duluan karena semua sudah mengklaim sebagai yang pertama. Kami lebih mementingkan siapa yang memberikan pengalaman pengguna paling bagus," tutup pria berusia 47 tahun itu.
![]() |