"Coba lihat Apple, Amazon, Paramount Pictures, Tesla, Uber dan Netflix dan menggabungkan semua perusahaan itu, itulah yang dilakukan LeEco di China," ujar Danny Bowman, Chief Revenue Officer LeEco North America dalam acara Bigbang Conference di Innovation Hangar, Palace of Fine Arts, San Francisco, AS.
Ya, di negara asalnya, itulah yang dilakukan LeEco. Dari menyediakan konten video streaming -- termasuk konten olah raga, membuat smartphone, televisi, dan menjual produk buatannya melalui ecommerce miliknya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konten-konten video ini pun kemudian dijadikan nilai tambah di perangkat-perangkat buatannya, seperti televisi dan smartphone. Hal ini juga membuat LeEco bisa menciptakan ekosistem perangkat pintar yang lebih baik karena sudah didukung adanya ketersediaan konten.
Foto: Anggoro/detikcom |
Contohnya smartphone Android LeEco yang menggunakan kustomisasi bernama Ecosystem User Interface, yang dibuat dengan basis layanan-layanan yang sudah dimiliki LeEco, seperti streaming video dan musik.
Ekosistem ini juga yang menjadi filosofi pemilihan nama LeEco, yang kurang lebih berarti ekosistem yang bahagia. Eco dalam namanya itu berarti ecosystem, sementara Le dalam bahasa China berarti bahagia.
"Ini tak selalu soal konten ataupun hardware, melainkan lebih kepada pengalaman yang penuh," tulis YT Jia dalam blog resminya.
Layanan video streaming LeEco di China sendiri tak bisa dibilang kecil dalam hal jumlah judul yang tersedia. Lebih dari 5.000 judul film dan 100 ribu episode TV series tersedia dalam layanannya itu. Bahkan, LeEco juga terlibat dalam pendanaan sebuah film aksi fantasi anyar berjudul The Great Wall yang dibintangi oleh Matt Damon.
Foto: Anggoro/detikcom |
"Kami tak mengikuti kebiasaan tradisional yang memulai dengan pendekatan hardware. Kami memulainya dengan konten," ujar presiden LeEco North America Richard Ren dalam acara yang sama.
Ekspansi ke AS
LeEco pun tak mau cuma jago kandang, setelah mengekspansi sejumlah negara. Yang terakhir adalah Amerika Serikat, di mana April lalu mereka membuka kantor pusat di lahan seluas hampir 1 hektar di San Jose, California, AS.
Beberapa bulan kemudian menebus lahan seluas 20 hektar milik Yahoo di Santa Clara yang nantinya akan dijadikan proyek percontohan kota pintar, yang dilanjutkan dengan akuisisi perusahaan pembuat televisi asal AS senilai USD 2 miliar.
Setelah melakukan semua itu, mereka pun meluncurkan sejumlah produknya di AS. Produk-produk itu adalah ponsel LePro3, Le S3, 4 seri Android TV, dan memamerkan sejumlah produk konsep seperti mobil tanpa sopir LeSee Pro dan sepeda pintar bernama Super Bike.
Setelah ekspansi ke AS, LeEco pun berencana untuk melebarkan sayapnya ke Asia Tenggara. Bos LeMall.com Brian Hui menyebut kalau pihaknya akan hadir di Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Thailand pada paruh pertama 2017 mendatang. (asj/fyk)












































Foto: Anggoro/detikcom
Foto: Anggoro/detikcom