Seperti diberitakan, biro riset IDC menyatakan kalau pengapalan smartphone Xiaomi di kuartal II 2016 menurun sekitar 40% di pasar China, dibandingkan tahun lalu. Namun menurut Xiaomi, laporan itu tidak sepenuhnya akurat.
"Biro riset itu punya metode kalkulasi yang berbeda-beda, mereka menggunakan pendekatan yang berbeda-beda juga," sebut Hugo Barra, Vice President of International Xiaomi yang dikutip detikINET dari Bloomberg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Barra juga mengklaim kalau permintaan untuk handset Xiaomi saat ini adalah yang paling tinggi angkanya dibandingkan sebelumnya. Namun ia mengakui pertumbuhan Xiaomi mungkin memang flat.
Hal tersebut menurutnya bukan karena Xiaomi sudah tidak laku. Akan tetapi lebih terkait dengan masalah di rantai suplai sehingga Barra menjanjikan distribusi handset di masa depan akan lebih efektif untuk memenuhi tingginya permintaan.
"Kami melihat di China permintaan untuk perangkat flagship kami tidak pernah setinggi sekarang. Contohnya Mi 5, ada 16 juta pesanan di hari pertama. Tantangannya untuk kami adalah untuk memastikan rantai suplai bisa memenuhi permintaan itu dari awal," tambah Barra.
(fyk/afr)