Begini Cara Samsung Rebut Takhta Sony
Hide Ads

Begini Cara Samsung Rebut Takhta Sony

Fino Yurio Kristo - detikInet
Rabu, 01 Jun 2016 16:11 WIB
Foto: detikINET/Rachman Haryanto
Jakarta - Di tahun 1990-an sampai awal 2000-an, Sony adalah rajanya elektronik. Namun tak ada yang abadi, Sony telah terjungkal dari takhtanya. Salah satu faktor utamanya karena kemunculan Samsung.

Dalam daftar 500 perusahaan terbesar dunia majalah Fortune, Samsung tahun lalu ada di posisi ke-13, Sony ke-116. Pendapatan Samsung USD 195 miliar dengan untung USD 21 miliar, sementara Sony cuma USD 74 miliar dan rugi USD 1 miliar. Di sini tergambar kemenangan Samsung atas Sony.

Sebenarnya apa kunci kemenangan Samsung atas Sony, yang dulu begitu jaya dengan produk ikonik semacam Walkman atau televisi Trinitron? Berikut petikan wawancara dengan Kevin Lane Keller, seorang profesor marketing dan mantan konsultan Samsung, yang dikutip dari Forbes.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar 20 tahun lalu, Samsung dikenal hanya penyuplai dan manufaktur kualitas rendah, tak dikenal di luar Korea. Sekarang demikian besar, mengalahkan semua termasuk Sony. Bagaimana ini bisa terjadi?

Kembali ke tahun 1993. Chairman Samsung, Lee Kun hee, telah keliling dunia mengamati bagaimana reputasi perusahaannya. Singkatnya, dia tak senang dengan apa yang dilihatnya. Dia mengakhiri perjalanan di Frankfurt dan langsung rapat spontan dengan eksekutif di layer atas Samsung, di mana dia mengumumkan untuk mengubah semuanya kecuali anak dan istrimu.

Dengan kata lain, Lee menyadari perlunya untuk mengubah secara substansial bagaimana Samsung melakukan bisnis. Meeting itu, yang berlangsung 3 hari, dikenal sebagai Deklarasi Frankfurt. Itu adalah inti inisiatif manajemen yang baru dan itu adalah pemicu transformasi Samsung di pasar.

Bagaimana penerapannya di perusahaan sebesar itu dan cerita mereka mengalahkan Sony?

Anda harus memberikan orang sesuatu yang mereka inginkan dan bisa mereka beli. Di kasus Samsung sebenarnya sederhana, ada tiga hal spesifik yang memulai evolusi mereka, yaitu kualitas, desain dan harga. Perusahaan ini fokus tanpa lelah pada ketiga hal itu.

Manajemen berupaya meningkatkan kualitas. Mereka ingin terlihat sebagai brand premium dan terus mengejar target ini dengan teguh. Dalam hal desain, mereka membangun pusat desain di seluruh dunia, mempekerjakan desainer paling berbakat dan mengeluarkan begitu banyak uang. Akhirnya, mereka menjual dengan harga agresif sembari membangun brand, sehingga meraih pasar. Mereka lebih baik soal harga dibanding Sony.

Ingat bahwa ini adalah perjalanan yang panjang, tak cuma seperti menekan tombol. Mereka jelas mau mengambil semua langkah yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas, fitur dan fungsionalitas produk, dan membuat produknya terlihat lebih baik.

Samsung kemudian mampu menandingi Sony soal kualitas, atau mungkin melampauinya, namun mereka unggul karena mengalahkan Sony dalam hal desain dan juga harga. Ini adalah cerita yang sangat menarik.

Jika Samsung hanya menang di satu atau dua hal, katakanlah dalam kualitas dan harga, itu tidak cukup untuk unggul. Jika hanya menang kualitas dan desain,juga sama saja. Jadi ketiganya, yakni kualitas, harga dan desain harus seimbang, itu yang membuat mereka memimpin.

Jadi, apa inti masalah Sony dan bagaimana masa depan Samsung?

Salah satu alasan utama Sony terjungkal adalah perbedaan pendapat di kalangan internal mereka tentang arah perusahaan, tidak ada konsensus dan fakta bahwa mereka tidak mau atau tidak mampu melihat gelombang inovasi teknologi.

Inovasi dan relevansi adalah hal penting. Samsung sungguh mengeluarkan banyak uang untuk riset dan pengembangan serta desain. Mereka ingin jadi brand global, pusat desain mereka ada di mana-mana, mengembangkan produk untuk budaya dan lingkungan yang berbeda. Sony mulai kekurangan inovasi dan itu adalah alasan merek mereka melemah.

Samsung sekarang memiliki momentum. Mereka mengalami perjalanan luar biasa. Tidak ada alasan mereka tidak bisa terus maju, namun pencapaian hari ini bisa tidak berarti di masa depan. Menarik melihat apakah Samsung akan terus cekatan dan melakukan hal yang diperlukan.

(fyk/ash)