Saat dirilis September lalu, BlackBerry Priv dijual USD 699 di Amerika Serikat unlocked alias tanpa kontrak operator. Kini harga Priv dipangkas tipis sebesar USD 50 menjadi USD 649 atau di kisaran Rp 8,5 juta.
"Dalam rangka memastikan sebanyak mungkin orang bisa menikmati smartphone Android aman pertama kami, maka kami menurunkan harganya," tulis BlackBerry di blog resminya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penjualan Priv tampaknya memang tidak sesuai harapan. Di kuartal IV 2015 lalu, BlackBerry hanya menjual 600 ribu unit smartphone, turun seratus ribu unit dari kuartal sebelumnya. Berarti kehadiran Priv belum mampu menggairahkan bisnis ponsel BlackBerry.
CEO BlackBerry John Chen menyatakan pihaknya masih berkomitmen di pasar ponsel. Tapi pria keturunan China ini memberi waktu sampai bulan September untuk divisi ponsel BlackBerry agar menghasilkan keuntungan.
Jika sampai bulan itu hasilnya tidak sesuai harapan, Chen menyatakan kemungkinan BlackBerry akan meninggalkan bisnis ponsel yang membesarkan namanya. Kemudian fokus sepenuhnya ke bisnis software.
"Jika sampai bulan September, aku tidak bisa menemukan cara untuk sampai ke situ (keuntungan-red), tentu aku harus serius mempertimbangkan untuk hanya menjadi sebuah perusahan software," kata Chen yang detikINET kutip dari Reuters. (fyk/yud)