Sebenarnya, antara HTC Vive dengan Samsung Gear VR dan LG 360 VR tidak bisa dikatakan sebagai pesaing head to head. Karena sejatinya, HTC Vive merupakan headset virtual reality yang stand alone.
Artinya untuk bisa menggunakan atau memproyeksikan konten virtual reality headset hasil kolaborasi HTC dengan Valve ini tidak membutuhkan smartphone sebagai otaknya, melainkan sebuah PC seperti yang terjadi pada headset Oculus Rift.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sama halnya dengan Oculus, HTC juga berniat untuk memberikan paket bundling melalui kerjasama dengan mitra vendor PC dan kartu grafis. Namun, sayangnya pengumuman tadi tidak disertai dengan informasi detail, sehingga belum diketahui vendor mana yang akan diajak kerjasama.
Meski terhubung dengan PC, pengguna masih bisa tetap terhubung dengan ponselnya melalui Vive Phone Services. Vive Phone Services tak lain merupakan fitur yang memungkinkan pengguna untuk menerima dan merespons panggilan telepon yang masuk, membaca SMS, dan bahkan bisa mengakomodir pengguna untuk menjawab pesan dengan cepat melalui headset. Sementara untuk perangkatnya sendiri, HTC mengkonfirmasi jika baik platform iOS maupun Android nantinya akan mendukung HTC Vive.
Lalu bagaimana dengan harganya? Cukup mengejutkan bahwa HTC membanderol headsetnya dengan harga mahal, yakni USD 800 atau sekitar Rp 10,7 juta (USD 1 = Rp 13.400). Dengan demikian harga HTC Vive lebih mahal USD 200 ketimbang Oculus Rift. HTC akan membuka keran pre-order Vive pada 29 Februari 2016 di 24 negara dengan estimasi pengiriman di awal bulan April 2016.
Sangat disayangkan dari ke-24 daftar negara tadi Indonesia tidak menjadi salah satu negara yang disambangi lebih awal oleh HTC Vive. Tetapi bisa jadi HTC akan memboyong perangkatnya ke Indonesia, mengingat Samsung sudah lebih dulu memboyong Gear VR. (mag/ash)