"PHK ini akan terjadi di seluruh bagian dan jumlahnya akan signifikan," ujar CFO HTC Chialin Chang, seperti dikutip detikINET dari Reuters, Jumat (7/8/2015). PHK ini adalah salah satu cara bagi HTC untuk mengurangi biaya operasional, agar kerugian mereka tak bertambah banyak.
Dalam laporan keuangannya itu, HTC mencatatkan kerugian operasional sebesar USD 161 juta, dan kerugian bersih sebanyak USD 252 juta, dari total pendapatan sebanyak USD 1,01 miliar. Untuk Q3 2015, pendapatan HTC diperkirakan akan terus menurun, mencapai USD 600-695 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
HTC juga mau kembali meningkatkan ketertarikan pengguna ponsel ke produk buatannya, dengan meluncurkan lebih banyak ponsel trendi sebelum tahun 2015 ini berakhir. Ponsel trendi ini disebut oleh HTC sebagai segmen premium, meski bukan perangkat flagship.
Yang terakhir, HTC juga ingin mendiversifikasi bisnisnya dengan menjamah pasar lain, yaitu virtual reality (VR). Namun tentu harus diingat, bahwa teknologi VR -- meski sudah ada sejak lama -- belum populer di masyarakat.
Q2 2015 adalah masa di mana HTC One M9 seharusnya bisa bisa bersinar, karena sudah mulai dijual resmi di banyak negara. Namun sepertinya perangkat tersebut tak berhasil menuai banyak peminat, sehingga HTC mencatatkan kerugian.
Beberapa tahun terakhir market share HTC memang terus merosot, akibat dibombardir produk Apple, Samsung, dan banyak produk asal China dengan harga lebih murah. Dan ke depannya HTC berfokus menjual produk kelas atas di negara berkembang, seperti India.
(asj/ash)