Untuk Apple yang menjual iPhone, misalnya, Menkominfo Rudiantara akan memanggil perwakilan Hon Hai Precision Industry Co Ltd atau lebih dikenal dengan Foxconn guna menanyakan kepastian menjadikan Indonesia sebagai salah satu basis produksi dari mitra Apple itu.
βMinggu depan saya bersama Pak Franky (Sibarani, Kepala BKPM) akan memanggil manufaktur yang sudah sering berjanji akan berinvestasi di Indonesia, tetapi belum terealisasi. Kita ingin tahu apa kendala dan butuh insentif apa,β ungkap Chief RA dalam pertemuan dengan sejumlah media di rumah dinasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
βKabarnya belum berani masuk waktu itu karena ingin menunggu dulu pemerintahan baru. Sekarang sudah pemerintahan baru dan Joko Widodo sudah menjadi RI-1. Kita mau tahu mereka butuh apa,β paparnya.
Menurut menteri, pemerintah sendiri tetap akan memberlakukan adanya kandungan lokal di sisi perangkat dan jaringan untuk 4G. Dimana di sisi perangkat jaringan diharapkan pada 2015 TKDN sudah 30% dan di 2017 bisa mencapai 40%. Sementara untuk perangkat di konsumen nilai TKDN diharapkan sebesar 20% pada 2015 dan menjadi 30% di 2017.
βSoal TKDN ini saya memberikan usulan agar rekayasa dan software dihitung. Misal, orang Indonesia yang mendesain layarnya, terus patennya dipakai, itu dianggap sebagai kandungan lokal. Kita tak bisa bertarung di sisi perangkat atau harga buruh. Vietnam saja punya jalur darat ke Tiongkok, itu alasan Samsung perkuat pabrik di sana,β katanya.
Ditambahkannya, pemerintah sudah berbicara dengan sejumlah manufaktur lokal dan menyetujui hal itu. βDi Batam saya bertemu dengan Sat Nusapersada. Rencananya saya akan ke pabrik Polytron melihat kesiapannya,β katanya.
General Manager Mobile Phone Division Polytron Usun Pringgodigdo sebelumnya mengatakan telah merilis smartphone 4G pertamanya melalui produk dengan merek dagang Zap 5.
"Ini bukti produsen lokal pun mampu untuk menciptakan ponsel 4G yang tak kalah bagus dengan vendor asing. TKDN-nya sudah 35%,β katanya saat peluncuran Zap 5 belum lama ini.
Dijelaskan olehnya, dari total TKDN tersebut, 80% berasal dari sisi komponen, sisi investasi maupun produksi, sedangkan 20% dari software. βDari kombinasi itu pada perangkat ini kami menggunakan pengembangan, investasi tenaga kerja dan alat, serta komponen dalam negeri sudah mencapai 35%,β jelasnya.
Menurutnya, dengan banderol harga yang murah ditambah dengan spesifikasi yang mumpuni, Zap 5 akan diterima oleh masyarakat Indonesia. Keyakinan itu didapat dari hasil penjualan pre-order yang dibuka pada 28 Januari 2015 kemarin, dimana ada sebanyak 5 ribu unit ponsel Zap 5 laris terpesan melalui situs Blibli. Polytron sendiri telah menyiapkan sedikitnya 20 ribu unit Zap 5 lagi yang siap dijual.
Seperti diketahui, Polytron memiliki pabrik di Kudus, Jawa Tengah. Pabrik tersebut biasa digunakan oleh Polytron untuk merakit feature phone dan smartphone. Perseroan berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi menjadi lima line dari sebelumnya hanya dua line. Total kapasitas produksi dalam lima line itu dikatakan mampu memproduksi sebanyak satu juta unit tiap bulannya.
(rou/fyk)