Advisory Board Microelectronics Center ITB, Adi Indrayanto, lima value chain yang dibutuhkan untuk industri ponsel lokal adalah distributor, brand owner, independent desain house, manufacture dan chipset vendor.
Soal independent desain house inilah baru dimiliki Indonesia, yang datang melalui TSM Technologies yang digagas PT Tata Sarana Mandiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari segi bahasa. Karena kita berada di negara yang sama, tentu saja komunikasi mengenai desain apa yang dimau tentu saja akan jauh lebih mudah dan cepat," kata Chairman PT Tata Sarana Mandiri, Sam Ali, di Grand Indonesia, Jakarta, Kamis (4/12/2014).
Selain masalah bahasa yang bisa diatasi, vendor lokal tentu saja akan mudah mengejar bila kerusakan. Karena masalah teknis tersebut tak perlu dibawa ke luar negeri, cukup di Indonesia saja.
"Ya, artinya kami harus menyediakan after sales. Itu sudah kami sediakan di sini," sebutnya.
Soal apakah nantinya akan bisa memangkas biaya produksi, Sam tak bisa memprediksi dengan pasti. Karena menurutnya, ada beberapa komponen luar negeri yang mesti digunakan.
Bergerak sejak tahun 2012 lalu, saat ini TSM Technologies sudah memproduksi ponsel lokal yang mendukung konektivitas jaringan generasi keempat (4G) berbasis Long Term Evolution (LTE), baik TDD (Time Division Duplexing) atau FDD (Frequency Division Duplexing).
TSM Technologies berbeda dengan Mito atau Evercoss, yang dikenal sebagai brand owner yang memasarkan mereknya sendiri -- walaupun masih mengandalkan pihak lain untuk desain.
"Sebagai Original Desain Manufaktur (ODM) kami menjalani proses mulai dari kustomisasi perangkat lunak, sistem operasi, antarmuka, desain produk hingga desain tata letak sirkuit (PCB)," kata Benson E. Kawengian, Managing Director TSM Technologies.
(tyo/ash)