Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Laporan dari Seoul
Mengintip Pembuatan 'Layar Ajaib' LG di Perbatasan Korsel-Korut
Laporan dari Seoul

Mengintip Pembuatan 'Layar Ajaib' LG di Perbatasan Korsel-Korut


- detikInet

Proses pembuatan layar LG (dok. lg)
Seoul - LG memiliki banyak inovasi dalam pembuatan layar monitor dan panel. Bahkan masuk dalam jajaran terbaik di dunia dari segi kualitas dan teknologi. Bagaimana proses pembuatannya?

DetikINET berkesempatan melihat langsung proses produksi layar tersebut di pabrik LG Display yang terletak di Paju, sebuah kawasan di Korea Selatan, yang berbatasan langsung dengan Korea Utara. Jaraknya sekitar 16 kilometer menuju garis batas dan pos militer negeri tetangga. Dari Seoul, waktu tempuh yang dibutuhkan sekitar 1-1,5 jam perjalanan darat.

Acara kunjungan digelar dalam rangka gelaran Innofest 2014 Asia pada tanggal 1-3 April 2014. Ada puluhan jurnalis dari berbagai kawasan di Asia, mulai dari Taiwan, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Kamboja, hingga Indonesia turut serta dalam kunjungan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setibanya di kompleks pabrik besar tersebut, para wartawan diajak untuk menyaksikan video produk-produk unggulan LG, terutama TV. Sejumlah kecanggihan teknologi terkini dipamerkan, seperti televisi Ultra HD, OLED TV, hingga Smart TV terbaru. Laporan penjualan terakhir dan strategi bisnis di Asia pun sempat dipaparkan secara singkat.

Setelah itu, tur pun dimulai dari tempat pameran hasil produk. Salah seorang perwakilan dari General Affairs LG Display, Epic Kim, memandu para wartawan berkeliling area tempat berbagai monitor bikinan LG dipajang.

Dia menceritakan sejarah perjalanan teknologi TV LG, yang berawal dari TV hitam putih, berwarna, hingga kini berteknologi canggih. TV Ultra HD berukuran 105 inch yang berbentu curve jadi benda yang paling mencolok perhatian.

"TV ini akan segera dirilis dalam beberapa waktu lagi. Ini adalah TV Ultra HD curve terbesar di dunia," kata Kim penuh antusias.

Perjalanan berlanjut ke teknologi tv tiga dimensi yang LG. Kim menunjukkan kelebihan kualitas gambar LG dari TV pesaing, terutama dari segi penggunaan kacamata dan kenyamanan menonton. Tak hanya itu, berbagai ukuran panel, termasuk teknologi IPS, yang mampu menyesuaikan angle dan keindahan warna saat menonton juga didemonstrasikan.

Setelah puas berkeliling area pameran, tur dilanjutkan ke area pabrik. Sebelum menginjakkan kaki ke ruangan, para wartawan ditegaskan tak boleh mengambil foto sedikit pun. Bahkan kamera ponsel juga ditutup oleh pihak LG. Demi alasan kerahasiaan perusahaan.

Kim kemudian mengajak rombongan ke gedung P8, tempat pembuatan layar berukuran 47 inch atau lebih. Di sana, tak ada yang boleh masuk ke area pabrik langsung. Pengunjung hanya bisa menyaksikan proses produksi dari sisi luar bangunan yang dihalangi oleh kaca besar. Kim beralasan, faktor kebersihan yang jadi masalah utama.

"Bila kalian masuk, maka harus dibersihkan dari debu melewati berbagai proses. Di dalam pabrik harus steril, tidak boleh ada sedikit pun debu menempel di layar karena bisa mempengaruhi kualitas," pesan Kim.

Selama 10 menit, bisa terlihat bagaimana layar-layar monitor ajaib itu dibentuk dan dipotong. Semua dikerjakan oleh mesin yang harganya disebut Kim mencapai USD 20 juta.

Hanya ada 10 orang pekerja manusia di bagian tersebut. Untuk membuat satu layar monitor, dibutuhkan waktu 5-7 hari. Namun sayangnya Kim tak menyebut berapa total produksi monitor per harinya.

"Maaf, itu rahasia," imbuhnya.

Puas melihat proses pemotongan layar, Kim mengajak rombongan ke bagian teratas gedung. Dia memperlihatkan sejumlah fasilitas lain di pabrik yang memiliki total 20 gedung tersebut. Selain gedung P8, ada juga gedung-gedung lain memproduksi layar berbeda. Di salah satu fasilitas juga ada yang mengurusi pengepakan dan lainnya.

Menurut Kim, produk LG Display digunakan di semua TV LG, layar monitor notebook, komputer, bahkan jam tangan digital dan kalkulator. Produk iPad dari Apple juga ada yang memakai layar dari LG Display.

Total ada belasan ribu pekerja yang menjadi karyawan di pabrik LG Display. Mereka disediakan fasilitas apartemen, khusus bagi yang masih lajang. "Kalau sudah berumah tangga kita keluarkan dari apartemen, namun diberi tunjangan untuk membeli rumah," ungkap Kim.

(mad/ash)







Hide Ads