Lanskap kewirausahaan digital di Asia Tenggara sedang memasuki babak baru. Hal ini terlihat dalam Svolution Digital Summit (SDS) 2025 yang digelar di Bali, ajang yang berhasil mengumpulkan lebih dari 3.500 wirausahawan, kreator digital, hingga afiliasi pemasaran dari 65 negara.
Acara yang diinisiasi oleh SVO.ai itu bahkan masuk dalam ASEAN Records sebagai "Digital AI Commerce Summit Pertama & Terbesar yang Diselenggarakan Secara Fisik." Namun lebih dari sekadar rekor, SDS 2025 memperlihatkan bagaimana AI commerce mulai menjadi fondasi baru bagi bisnis digital.
"Svolution Digital Summit adalah ajakan kami untuk bertindak, di sinilah sistem cerdas menggantikan budaya kerja keras," kata Racheal Tan, Ketua Penyelenggara SDS 2025, dalam keterangan yang diterima detikINET, Minggu (21/9/2025)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan itu merangkum tren yang sedang berkembang: wirausahawan digital kini tak hanya mengandalkan kreativitas atau jam kerja panjang, tetapi juga sistem berbasis AI untuk otomatisasi pemasaran, periklanan, dan interaksi pelanggan.
Platform seperti SVO.ai misalnya, dirancang untuk mengintegrasikan berbagai sistem AI agar para pelaku bisnis bisa fokus pada strategi dan pertumbuhan, bukan sekadar operasional harian.
Ekosistem Baru Wirausahawan Digital
SDS 2025 menghadirkan 50 pembicara global, mulai dari pakar pemasaran, kreator konten, hingga perwakilan raksasa teknologi seperti Meta, Google, dan YouTube. Mereka membahas bagaimana AI dapat membantu wirausahawan skala kecil hingga menengah untuk bersaing di pasar global.
Andrew Lim, Co-Founder SVO.ai, menekankan bahwa tujuan utama platform ini adalah memberikan akses luas bagi siapa saja. "Kami membangun SVO.ai untuk memberikan cara yang terukur bagi semua orang agar bisa sukses dalam bisnis digital dengan AI," ujarnya.
Dengan pendekatan ini, bahkan solopreneur dan kreator konten bisa mengakses strategi pemasaran otomatis, manajemen pelanggan pintar, dan optimalisasi kampanye digital yang sebelumnya hanya bisa dilakukan perusahaan besar.
Asia Tenggara Jadi Pusat Perhatian
Pengakuan ASEAN Records terhadap SDS 2025 memperkuat posisi Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan kewirausahaan digital berbasis AI.
Jika sebelumnya inovasi digital kerap terkonsentrasi di Amerika Serikat atau Eropa, kini kawasan ini menunjukkan bahwa ada pasar yang dinamis sekaligus komunitas wirausaha yang siap mengadopsi teknologi terbaru.
Dengan kombinasi jumlah penduduk besar, penetrasi internet tinggi, dan generasi muda yang adaptif, Asia Tenggara berpotensi menjadi laboratorium hidup bagi model bisnis berbasis AI.
(asj/fay)