Rahasia Taiwan Jadi Produsen Chip Terbesar dan Tercanggih Dunia
Hide Ads

Rahasia Taiwan Jadi Produsen Chip Terbesar dan Tercanggih Dunia

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 19 Jul 2024 19:00 WIB
Wafer Chip TSMC
Foto: Dok. TSMC
Jakarta -

Taiwan adalah raja semikonduktor atau chip yang sangat penting dalam kehidupan modern. Menurut Trend Force, pangsa pasar Taiwan dalam kapasitas produksi semikonduktor global mencapai sekitar 46% tahun 2023, diikuti China (26%), Korea Selatan (12%), Amerika Serikat (6%), dan Jepang (2%).

Sebagian besar dominasi Taiwan digawangi Taiwan Semiconductor Manufacturing Co atau TSMC, produsen chip kontrak terbesar dunia. Apple dan Nvidia termasuk klien terbesarnya. TSMC pun membuat prosesor tercanggih di iPhone.

Bagaimana negara kecil itu jadi begitu dominan di industri chip? Salah satu awalnya adalah kisah Shih Chin-tay yang berusia 23 tahun kala ke Amerika Serikat musim panas 1969. Ia dibesarkan di desa nelayan dan pernah kuliah di Taipei, yang saat itu merupakan kota dengan jalanan berdebu dan jarang ada mobil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia berangkat ke Universitas Princeton. AS saat itu baru saja mendaratkan manusia di Bulan dan Boeing 747 di angkasa. Perekonomiannya lebih besar dari gabungan Uni Soviet, Jepang, Jerman, dan Prancis. Shih takjub dengan kemajuan negara itu.

"Ketika saya mendarat, saya terkejut," kata Dr Shih, yang kini berusia 77 tahun. "Saya berpikir dalam hati, Taiwan sangat miskin, saya harus melakukan sesuatu untuk mencoba membantu menjadikannya lebih baik."

ADVERTISEMENT

Ketika Dr Shih tiba di Princeton, AS baru memulai revolusi semikonduktor. Selama dua tahun setelah lulus, dia merancang chip memori di Burroughs Corporation. Saat itu, Taiwan sedang mencari industri baru setelah krisis minyak melanda ekspornya. Silikon tampaknya sebuah kemungkinan dan Dr Shih berpikir dia dapat membantu.

Akhir 1970-an, ia gabung dengan insinyur kelistrikan terbaik dan paling cemerlang di Taiwan di laboratorium penelitian baru. Institut Penelitian Teknologi Industri memainkan peran sangat besar membangun perekonomian pulau tersebut. Pekerjaan dimulai di Hsinchu, kota kecil selatan Taipei, yang kini jadi pusat elektronik global, didominasi pabrik fabrikasi TSMC.

Dikutip detikINET dari BBC, pabrik-pabrik chip ini, berukuran beberapa kali lapangan bola, merupakan salah satu tempat terbersih di dunia. Pabrik terbarunya senilai hampir USD 20 miliar di Taiwan selatan akan mulai memproduksi chip tiga nanometer untuk iPhone generasi berikutnya.

Semua ini jauh melampaui bayangan Dr Shih dan rekannya ketika membuka pabrik eksperimental tahun 1970an. Mereka penuh harapan karena punya lisensi teknologi dari produsen elektronik besar AS. Yang mengejutkan, kinerja pabrik itu mengungguli induknya. Sulit menjelaskan alasannya dan hingga sekarang, formula sukses Taiwan masih sulit dipahami.

"Outputnya lebih baik dari pabrik yang asli, dengan biaya lebih rendah. Jadi, ini memberi keyakinan pada pemerintah bahwa mungkin kami benar-benar dapat melakukan sesuatu," katanya.

Pemerintah Taiwan memberi modal awal untuk United Micro electronics Corporation dan tahun 1987 untuk TSMC. Untuk menjalankannya, mereka merekrut Morris Chang, insinyur keturunan Tionghoa-Amerika dan mantan eksekutif di raksasa elektronik Texas Instruments. Kini, pria berusia 93 tahun ini dikenal bapak industri semikonduktor Taiwan.

Saat itu, ia menyadari bahwa meniru strategi raksasa AS dan Jepang sia-sia. Sebaliknya TSMC hanya akan memproduksi chip untuk pihak lain, tak mendesain sendiri. Model ini mengubah lanskap industri dan membuka jalan Taiwan memimpin industri.

Apple, Qualcomm, sampai Nvidia bermitra dengan pembuat chip Taiwan, yang tidak tertarik mencuri desain atau bersaing dengan mereka. "Peraturan nomor satu di TSMC adalah jangan bersaing dengan pelanggan Anda," kata Dr Shih.

Taipei saat ini kaya dan super modern berkat keberhasilan industri perangkat kecil yang tidak lebih besar dari kuku. Semikonduktor silikon, setipis wafer dan dikenal sekarang sebagai chip, berada di jantung setiap teknologi, mulai iPhone hingga pesawat terbang. Pabrikan terbesarnya, TSMC, adalah bisnis paling bernilai kesembilan di dunia.

Hal ini membuat Taiwan hampir tidak tergantikan tapi juga rentan. China, yang khawatir akan terputusnya pasokan chip paling canggih, menghabiskan miliaran dolar untuk membesarkan industri chip dalam negeri. Atau bisa juga mereka mengambil alih pulau tersebut.

Namun jalan Taiwan tidak akan mudah untuk ditiru. Mereka punya rahasia tersendiri, yang diasah melalui kerja keras selama puluhan tahun oleh para insinyurnya.

Kunci supremasi chip Taiwan

Dunia memproduksi lebih dari satu triliun chip per tahun. Sebuah mobil modern memiliki antara 1.500 hingga 3.000 chip. iPhone 12 dilaporkan memiliki sekitar 1.400 semikonduktor.

Kesuksesan Taiwan yang luar biasa di mana mereka mengirimkan lebih dari setengah triliun lebih chip tersebut, dan hampir semua chip paling canggih, didorong penguasaan volumenya. Dengan kata lain, manufaktur Taiwan sangat efisien.

Membuat chip silikon mahal dan melelahkan. Di 1970-an, perusahaan-perusahaan AS mempunyai imbal hasil serendah 10% dan, paling banter, 50%, yaitu output yang berhasil. Pada tahun 1980an, hasil dari manufaktur Jepang rata-rata 60%. TSMC melampaui semuanya dengan hasil berkisar sekitar 80%.

Seiring waktu, pabrikan Taiwan menjejalkan lebih banyak sirkuit ke dalam ruang jauh lebih kecil. Menggunakan mesin litografi cahaya ultra-ultraviolet terbaru, TSMC dapat memasukkan 100 miliar sirkuit ke satu mikroprosesor, atau lebih dari 100 juta sirkuit per milimeter persegi. Mengapa perusahaan Taiwan begitu pandai dalam hal ini? Sepertinya tak ada yang tahu persis alasannya.

"Kami memiliki fasilitas baru, dengan peralatan paling mutakhir. Kami merekrut insinyur terbaik. Bahkan operator mesin pun sangat terampil. Dan kami tidak hanya mengimpor teknologi, kami menyerap pelajaran dari guru-guru Amerika kami dan menerapkan perbaikan berkelanjutan," kata Dr Shih.

Seorang pemuda yang beberapa tahun bekerja di salah satu perusahaan elektronik terbesar Taiwan setuju. "Saya pikir perusahaan Taiwan buruk dalam membuat terobosan besar teknologi. Namun mereka sangat pandai mengambil ide orang lain dan menjadikannya lebih baik. Ini bisa dilakukan dengan coba-coba, terus-menerus mengubah hal-hal kecil," katanya.




(fyk/fay)