Waduh, Bisnis Chip Intel Rugi Rp 111,4 Triliun
Hide Ads

Waduh, Bisnis Chip Intel Rugi Rp 111,4 Triliun

Anggoro Suryo - detikInet
Rabu, 03 Apr 2024 14:45 WIB
HANOVER, GERMANY - JUNE 12: The Intel logo is displayed at the Intel stand at the 2018 CeBIT technology trade fair on June 12, 2018 in Hanover, Germany. The 2018 CeBIT is running from June 11-15. (Photo by Alexander Koerner/Getty Images)
Foto: Alexander Koerner/Getty Images
Jakarta -

Intel mengungkap kerugian yang mereka alami dalam bisnis foundry chipnya selama 2023 yang mencapai USD 7 miliar atau sekitar Rp 111,4 triliun.

Jumlah kerugian operasi ini meningkat drastis dibanding tahun 2022 yang "hanya" USD 5,2 miliar. Unit bisnis foundry Intel itu mendapat pemasukan sebesar USD 18,9 miliar pada 2023, yang menurun 31% dari USD 27,49 yang mereka dapat selama 2022.

Saham Intel langsung turun 4,3% setelah laporan keuangan itu didaftarkan ke US Securities and Exchange Commission (SEC), demikian dikutip detikINET dari Reuters, Rabu (3/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam presentasinya ke investor, CEO Intel Pat Gelsinger mengakui kalau 2024 adalah tahun terburuk dalam hal kerugian operasi bagi Intel, tepatnya di bisnis produksi chipnya, dan ini bukan hal mengejutkan lagi. Ia memprediksi Intel baru bisa mencapai impas (break even point) pada 2027.

Gelsinger pun mengakui kalau bisnis foundry ini terbebani oleh keputusan buruk yang mereka ambil, seperti telat berinvestasi ke teknologi yang lebih canggih. Dampak dari kesalahan tersebut adalah Intel harus mengalihkan 30% produksi chipnya ke perusahaan lain, seperti TSMC.

ADVERTISEMENT

Namun kemudian Intel membeli mesin extreme ultraviolet (EUV) dari ASML asal Belanda. Mesin yang dibeli tersebut harganya sangat mahal,mencapai USD 150 juta, namun menjadi salah satu alat pembuat chip yang sangat efektif dari segi biaya, dan bisa mengurangi ketergantungan Intel ke perusahaan seperti TSMC.

Secara total Intel menghabiskan sekitar USD 100 miliar untuk membangun dan mengekspansi pabrik chipnya di empat negara bagian. Mereka juga akan menerima pendanaan dari pemerintah AS sebesar USD 8,5 miliar, yang merupakan bagian dari CHIPS Act.

Namun agar rencana Intel bisa berjalan lancar, mereka harus bisa membujuk perusahaan-perusahaan agar mau memproduksi chipnya di pabrik Intel. Salah satunya dilakukan Microsoft yang baru menandatangani kontrak dengan Intel.




(asj/asj)