Setelah Sony yang melakukan pengurangan pegawai PlayStation, kini giliran Electronic Arts (EA) yang melakukan PHK terhadap 5% dari total pegawai mereka.
EA dikenal sebagai pengembang sejumlah game tenar, termasuk seri game FIFA (kini FC) dan Battlefield. Menurut keterangan resminya, PHK ini dilakukan sebagai bagian dari rencana mengurangi jumlah penggunaan kantor dan mengakhiri pengembangan sejumlah game.
Secara total EA mempekerjakan 13.400 pegawai (berdasarkan catatan pada Maret 2023). Jadi, PHK kali ini akan dilakukan terhadap sekitar 670 pegawai, demikian dikutip detikINET dari Cnbc, Kamis (29/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam nota internal untuk pegawai, CEO EA Andrew Wilson, PHK ini dilakukan untuk merampingkan operasional agar perusahaan bisa memberikan pengalaman yang lebih mendalam dan terkoneksi pada para penggemar.
PHK ini juga mendukung inisiatif EA dalam menerapkan inisiatif mereka dalam memprioritaskan strategi dan pertumbuhan. Mereka berencana menyelesaikan PHK ini pada akhir Desember 2024 mendatang.
"Kami terus mengoptimalkan jejak global untuk mendukung bisnis kami. Kami juga akan menyetop game dan beralih dari pengembangan properti intelektual masa depan yang tak lagi kami percaya bisa sukses dalam mengubah industri kami," jelas Wilson.
Wilson juga menyebut PHK ini dilakukan agar mereka bisa lebih fokus dalam kesempatan yang lebih besar, termasuk properti intelektual yang sudah dimiliki, olahraga, dan komunitas online yang masif.
Ia pun menyebut sejumlah judul game andalan yang sudah punya komunitas pengguna yang besar, seperti Apex Legends, Battlefield, EA Sports FC, Madden NFL, dan The Sims.
Sebelumnya Sony juga memastikan akan mem-PHK 900 pegawa di divisi PlayStation, atau sekitar 8% dari total pegawai Sony secara global.
PHK ini dilakukan di berbagai studio game milik PlayStation, termasuk Insomniac Games, Naughty Dog, Guerrilla Games, dan Firesprite.
Keputusan PHK ini diungkap hanya beberapa hari setelah Sony dipastikan gagal memenuhi target penjualan PS5, yang saat itu langsung membuat saham Sony anjlok hingga USD 10 miliar.
Selain gagal memenuhi target penjualan, sejumlah analis menunjukkan kalau keuntungan dari game yang dibuat PlayStation pun punya margin keuntungan yang sangat kecil. Dengan kata lain, biaya pembuatan game mengikis keuntungan Sony dari divisi game secara keseluruhan.
(asj/asj)