Microsoft akhirnya bisa memfinalisasi akuisisi Activision Blizzard senilai USD 68,7 miliar, setelah 20 bulan menunggu persetujuan dari berbagai pihak.
Akuisisi Activision tersebut memang ditentang banyak pihak, termasuk dari pihak regulator pemerintahan karena ditakutkan akan merusak persaingan usaha, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Selasa (17/10/2023).
Namun akhirnya Microsoft mengalahkan gugatan Federal Trade Commission di pengadilan federal Amerika Serikat, dan merestrukturisasi perjanjian akuisisi agar memenuhi persyaratan dari Competition and Markets Authority (CMA) di Inggris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mencintai gaming. Kami bermain game, membuat game, dan benar-benar tahu apa artinya gaming untuk kita semua, baik secara individu ataupun kolektif sebagai komunitas," kata Phil Spencer, bos Xbox.
"Dan, hari ini kami secara resmi menyambut Activision Blizzard dan timnya ke Xbox," tambahnya.
Akuisisi ini adalah akuisisi terbesar Microsoft dalam sejarah. Jauh lebih tinggi dibanding akuisisi LinkedIn pada 2016 yang nilainya "hanya" USD 26 miliar, atau USD 7,5 miliar yang dibayarkan Microsoft saat mengakuisisi Bethesda pada 2021.
Microsoft juga menyebut dengan akuisisi besar ini, mereka akan menjadi perusahaan gaming terbesar ke-3 dari sisi pemasukan, hanya di bawah Tencent dan Sony.
Setelah akuisisi ini selesai, Microsoft akan memasukkan banyak game Activision Blizzard ke dalam layanan Xbox Game Pass.
"Hari ini kami mulai menyiapkan untuk membawa deretan game Activision, Blizzard, dan King ke dalam Game Pass dan berbagai platform lainnya.
Namun sebelumnya Activision Blizzard sudah meyakinkan kalau Modern Warfare 3 dan Diablo IV tak akan dihadirkan ke Xbox Game Pass pada tahun ini.
Selain itu, Microsoft juga akan menggabungkan studio game ke dalam Xbox Game Studios, misalnya sembilan studio game dari Blizzard, juga lebih dari 11 studio game dari divisi mobile game King.
Ada lebih dari 8.500 pegawai Activision yang akan bergabung ke Microsoft. Sementara CEO Activision Blizzard Bobby Kotick masih bertahan sampai akhir 2023 untuk membantu masa transisi.
"Saya sejak lama sudah menyatakan komitmen saya untuk membantu transisi. Phil (Spencer) meminta saya untuk bertahan sebagai CEO dari ABK (Activision Blizzard King). Saya setuju dan akan bertahan sampai akhir 2023," jelas Kotick.
(asj/fay)