Dituduh Curi Data oleh Kanada dan AS, TikTok Dibela

Dituduh Curi Data oleh Kanada dan AS, TikTok Dibela

ADVERTISEMENT

Dituduh Curi Data oleh Kanada dan AS, TikTok Dibela

Fitraya Ramadhanny - detikInet
Selasa, 31 Jan 2023 17:16 WIB
JAPAN - 2022/12/14: In this photo illustration, a TikTok App Logo is displayed on a mobile phone. (Photo Illustration by Stanislav Kogiku/SOPA Images/LightRocket via Getty Images)
Dituduh Curi Data oleh Kanada dan AS, TikTok Dibela (Foto: Stanislav Kogiku/SOPA Images/LightRocket/Getty Images)
Jakarta -

Lagi-lagi TikTok dituduh mengambil data pribadi penggunanya di seluruh dunia untuk membantu China. Kali ini TikTok dibela.

Tuduhan terbaru datang dari Kepala Pusat Keamanan Siber Kanada, Sami Khoury. Dia minta para netizen berhati-hati dengan aplikasi yang mereka gunakan.

Dilansir News.com Australia, Selasa (31/1/2023) induk TikTok yaitu ByteDance menghadapi tuduhan dari Uni Eropa bahwa pihaknya mencuri data pribadi penggunanya. TikTok dituduh membagi data pengguna kepada pemerintah China mulai dari konten, lokasi, IP address dan jejak browsing.

Meski begitu, TikTok membantah. Mereka bilang pemerintah China tidak bisa meminta data tanpa permintaan secara hukum yang sah. Partai Komunis China pun disebutkan tidak mengendalikan ByteDance ataupun meminta data pengguna dari Kanada. Kalaupun iya, ByteDance akan menolaknya.

Pembelaan untuk TikTok datang dari sesepuh podcaster Amerika, Adam Curry. Kata Adam, serangan untuk TikTok bukan perkara data pribadi, melainkan urusan uang dan bisnis dari saingannya.

Curry mengatakan Google, Facebook dan Instagram juga mengumpulkan data pengguna seperti halnya TikTok. Namun masalahnya perusahaan-perusahaan Amerika sedang seret, kena resesi ekonomi dan terpaksa ada PHK. Kondisi ekonomi ini yang memicu serangan untuk TikTok yang dianggap bisnisnya lebih mulus.

"TikTok memakan uangnya Silicon Valley, mereka ambil semua uang iklan dari Facebook, Google, Instagram," kata Curry.

Curry menjelaskan semua media sosial melacak posisi penggunanya. Namun, seolah-olah hanya TikTok yang jadi sumber masalah.

"Ini karena Silicon Valley tak bisa bersaing dengan mereka (TikTok). Kalau ada perusahaan seperti Facebook dan Google yang terikat dengan pemerintah, mereka akan coba pakai pengaruhnya," jelasnya.

Curry mengatakan, jika terus menerus menguasai pasar, niscaya TikTok akan dilarang di Amerika. Situasi TikTok memang di atas angin dibanding perusahaan teknologi Amerika.

Google baru PHK 12 ribu karyawan. Amazon mau PHK 18 ribu karyawan. Meta pun baru PHK 11 ribu orang termasuk yang kerja di Instagram dan WhatsApp. Pada 18 Januari 2023, Microsoft juga mengumumkan PHK 10 ribu karyawan.



Simak Video "Induk Perusahaan TikTok PHK Ratusan Karyawan"
[Gambas:Video 20detik]
(fay/afr)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT