Rudiantara: Tidak Semua PHK Startup Itu Jelek
Hide Ads

Rudiantara: Tidak Semua PHK Startup Itu Jelek

Virgina Maulita Putri - detikInet
Rabu, 30 Nov 2022 21:00 WIB
Ilustrasi pria di-PHK
Rudiantara: Tidak Semua PHK Startup Itu Jelek Foto: iStock
Jakarta -

Gelombang PHK juga terjadi di beberapa perusahaan teknologi di Indonesia. Menurut mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, tidak semua PHK yang terjadi di startup atau perusahaan digital itu jelek.

Rudiantara mengatakan PHK yang terjadi di sektor digital tidak sebesar di sektor non-digital. Ia mengungkap PHK di industri tekstil dan garmen mencapai 80.000, sedangkan di industri digital sekitar 10.000.

"Itu pun tidak semuanya jelek karena ada PHK yang bukan PHK sebetulnya, istilahnya golden hatch, dapat paket 36 kali. Itu kan bagus karena dengan yang diperolehnya dia bisa jadi entrepreneur dan sebagainya. Kita berpikirnya positif," kata Rudiantara dalam diskusi virtual bertajuk 'Strategi Industri Digital Indonesia Hadapi Resesi Global', Rabu (30/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria yang saat ini menjabat sebagai Ketua Fintech Society Indonesia tersebut mengatakan PHK juga bisa jadi dilakukan karena tuntutan untuk mengubah business model perusahaan. Apalagi saat ini pendanaan dari investor mengalami penurunan akibat kondisi ekonomi global yang tidak menentu.

Investor pun lebih memasang syarat yang lebih tinggi dan mencari startup yang lebih matang. Fokusnya dialihkan dari startup yang mengejar pertumbuhan ke startup yang sudah memiliki jalur menuju profit.

ADVERTISEMENT

"Ini juga menurut saya secara strategis jangka panjang akan membuat industri startup kita jadi lebih sehat. Jadi yang sebelumnya "ugal-ugalan" sekarang lebih dipelototin," ujar Rudiantara.

"Mana profitability roadmap-nya, cash flow-nya kapan, EBITDA positif kapan. Ini lebih ke sana dan itu bagus untuk capital market," imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, analis bursa saham Reza Priyambada juga mengatakan PHK di startup dan perusahaan teknologi tidak semuanya dilihat secara negatif oleh pasar.

PHK dilakukan sebagai upaya efisiensi, dan setelah merumahkan banyak karyawan maka beban perusahaan akan berkurang. Pasar pun akan melihat efek dari efisiensi tersebut kepada startup.

"Kalau misalnya perusahaan telko atau perusahaan digital melakukan PHK terus kemudian nggak ada kelanjutan lagi artinya nggak ada perkembangannya lagi, nah itu pasar langsung bereaksi negatif," ucap Reza.

"Tapi ketika dia melakukan efisiensi tapi justru ada inovasi atau pengembangan, ternyata mereka muncul pertumbuhan dari sisi pendapatan, atau katakan muncul inovasi dari produk atau sebagainya ini reaksi pasar atau persepsi pasar justru bisa lebih baik," pungkasnya.




(vmp/vmp)