Implementasi komputasi awan atau cloud akan semakin menjamur. Biro riset IDC memperkirakan, 60% organisasi di ranah global akan mengimplementasikan layanan hybrid cloud. Perusahaan di Indonesia pun akan semakin giat mengadopsi cloud.
Hal itu dilakukan sebagai respons terhadap tuntutan performa, keamanan dan persyaratan yang ada di pasar. Hal itu dikatakan oleh Mevindra Munindra, Country Manager IDC Indonesia, di perhelatan Huawei Cloud Indonesia Summit 2022 di Jakarta, Kamis (29/9/2022).
Kondisi pandemi yang berlangsung dari tahun 2020 sampai saat ini belum sepenuhnya mereda, memicu para perusahaan termasuk di Indonesia berusaha mengoptimalkan pengalaman konsumen dan meminimalisir risiko bisnis.
Dalam survei IDC, 48% enterprise di Indonesia memprioritaskan operasional yang bagus dengan proses digital. Kemudian 50% memprioritaskan kepuasan konsumen dan 33% enterprise mencoba memperkecil risiko bisnis untuk tetap berkembang di tengah ketidakpastian.
"Terjadi ketidakpastian misalnya pandemi sampai saat ini, ketidakpastian lain adalah angka inflasi, suku bunga, ancaman siber dan lainnya," kata Mevindra.
Untuk itu, infrastruktur digital menjadi prioritas besar bagi strategi TI perusahaan, bersamaan dengan adopsi teknologi baru. Mereka mengimplementasikan infrastruktur digital tangguh dengan cloud. Kemudian memperkuat data analytics dan business intelligence serta proses otomasi bisnis, termasuk dengan IoT.
Perusahaan mulai mengalihkan anggaran dari sistem TI tradisional menjadi layanan public cloud. Di masa depan, tren implementasi cloud pun diperkirakan akan semakin meningkat.
Simak Video "Video: Perbedaan Spesifikasi Huawei Watch Fit 4 dan Watch Fit 4 Pro "
(fyk/fyk)