Sehari setelah kemunculan Uber Files yang menghebohkan, yang berisi ribuan dokumen dan pesan antara eksekutif puncak Uber, Mark MacGann muncul sebagai sosok yang membocorkan dokumen tersebut.
MacGann adalah mantan Chief of Policy Uber di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. Ia mengaku sebagai wakil Uber untuk melobi pemerintah, media, dan sebagainya untuk menyukseskan kehadiran Uber.
"Saya adalah orang yang melobi pemerintah; saya yang mendorong ini ke media; saya juga yang mengajak orang-orang untuk mengubah peraturan karena para pengemudi akan mendapat keuntungan dan masyarakat akan mendapat banyak keuntungan ekonomi," jelas MacGann dalam wawancara dengan The Guardian.
Sebagai wajah Uber di publik saat peluncurannya di berbagai negara, MacGann juga mengaku saat janji manisnya soal keuntungan ekonomi tak bisa terwujud, Uber kemudian menjual kebohongan.
MacGann adalah sumber langsung untuk sejumlah bocoran komunikasi di dokumen tersebut. Termasuk komunikasi antara CEO Uber saat itu Travis Kalanick, SVP Uber David Plouffe, dan juga pesan dari Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menjanjikan akan mengurus masalah Uber di Marseille, Prancis.
Ia bekerja di Uber dari tahun 2014 sampai 2016, dan sepertinya meninggalkan perusahaan itu tanpa masalah. Meski The Guardian menemukan kalau MacGann dan Uber sempat bermasalah soal pembayaran gaji, dan kemudian sudah berdamai.
Namun hal yang membuat MacGann menjadi pembocor data tersebut tampaknya adalah masalah kesehatan. MacGann pernah diserang oleh sopir taksi yang marah di Brussel, Belgia akibat posisinya itu, dan MacGann menyalahkan kebijakan pendekatan Uber yang membuatnya diserang.
"Saya mulai merasa kalau ini menunjukkan bagaimana hubungan Uber dengan sopir membuat mereka terancam bahaya untuk kepentingan finansialnya sendiri,"jelas MacGann.
Ia sempat dirawat karena mengalami post traumatic stress disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma. Ini adalah gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami peristiwa tak menyenangkan yang traumatis.
Setelahnya MacGann mulai membagikan informasi ke seorang pengacara Prancis yang kemudian menggugat Uber atas nama para sopir. Lalu pada Januari 2022 ia pergi ke Jenewa, Swiss untuk bertemu dengan The Guardian yang kemudian berujung ia membocorkan data sebesar 18,69 GB berisi email, pesan, dan dokumen Uber.
Simak Video "Lucunya Robot Pengantar Makanan Uber Eats di California"
[Gambas:Video 20detik]
(asj/fay)