Pada tahun lalu Apple meluncurkan iOS 14.5, dengan sistem operasi tersebut Apple melakukan perubahan besar terhadap praktik privasinya dengan memperkenalkan fitur App Privacy.
Fitur ini sebenarnya menguntungkan pengguna. Namun fitur ini membuat pengiklan ogah beriklan di platform tersebut. Sebab fitu ini mengharuskan pengembang aplikasi meminta izin kepada pengguna informasi apa saja yang akan diakses dan dibagikan ke aplikasi lain.
Dan jika pengguna tidak memberikan izinnya, maka aplikasi tidak dapat menampilkan iklan relevan yang berbasis data pengguna. Dampaknya banyak perusahaan teknologi seperti YouTube, Twitter, Facebook hingga Snap mengalami kerugian banyak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah laporan terbaru dari Lotame mengungkapkan kalau pendapatan perusahaan teknologi tersebut bisa turun hingga hampir USD 16 miliar atau sekitar Rp 229 triliun di tahun ini.
Dari beberapa perusahaan teknologi tersebut, diungkapkan Facebook yang mengalami dampak yang paling besar. Dengan perubahan privasi Apple Facebook mengalami rugi hingga 81% pada tahun ini. Diperkirakan Facebook akan mengalami kerugian sekitar USD 12,8 miliar atau Rp 183 triliun.
Chief Operating Officer Lotame, Mike Woosley mencatat bahwa pada akhir tahun, pelacakan dampak pengaturan privasi tidak akan lagi menjadi perhatian Lotame.
Sebaliknya, kemungkinan resesi serta faktor-faktor lain menunjukkan bahwa ada lebih banyak hal yang diharapkan pada tahun 2022.
Woosley menyatakan bahwa perusahaan berencana untuk melihat ke depan pada gelombang perubahan teknologi berikutnya. Perubahan ini mencakup cookie, alamat IP, dan Google Advertising Identifier GAID sebagaimana dilansir detiKINET dari Mac Observer.
(jsn/jsn)