Kendati telah diakui pasar internasional, nyatanya banyak produk buatan dalam negeri yang masih diremehkan kualitasnya oleh konsumen di Indonesia. Hal ini dirasakan oleh SPC, pabrikan CCTV yang berproduksi di Tangerang, Banten.
Berbincang dengan detikINET, Raymond Tedjokusumo, Chief Operation Officer PT Supertone Indonesia (SPC), mengklaim CCTV buatan mereka bisa melawan produk buatan China maupun Taiwan. Tidak saja dari segi kualitas, harga pun diklaim kompetitif.
"Dari sisi produksi, kami sangat canggih sehingga bisa bersaing dengan China dan Taiwan. Karena pabrik di Indonesia, sehingga cost-nya bisa lebih murah," terang Raymond.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai bukti omongannya, Raymond mengungkap kalau pabrik SPC sempat dipercaya membuat CCTV untuk sebuah brand terkenal di Amerika Serikat.
"Mereka percaya dengan pabrik kami, mereka meminta merakit produknya untuk dikirim ke AS untuk dijual di Wallmart (jaringan toserba terkenal di AS). Pihak Wallmart juga pernah datang ke pabrik untuk melakukan inspeksi," terang Raymond.
Selain soal harga, ada sejumlah kelebihan yang dimiliki CCTV yang diproduksi SPC. Pertama keamanan data.
![]() |
SPC menggunakan server di dalam negeri, semua data disimpan di Data Center Indonesia. Sementara merek lain, kata Raymond, rata-rata datanya berada di luar negeri.
Ini tentunya menjadi perhatian serius bagi perusahaan atau lembaga yang mengawasi aset sangat sensitif dan tidak memperbolehkan data tersimpan di negeri orang. Sebab ditakutkan brand yang digunakan kurang ketat dalam menyimpan data sehingga rentan kebobolan.
"Orang Amerika saja pakai barang kami, kenapa orang kita sendiri nggak mengakui. Memang butuh proses mengubah mindset," kata Raymond.
Persaingan Tak Seganas Ponsel
Sebagai yang pernah terjun di industri ponsel, SPC menilai persaingan di pasar CCTV tak begitu ganas. Jumlah pemainnya sedikit padahal lahan yang belum tergarap masih begitu banyak.
"Pemain tidak begitu banyak dan masing-masing punya ciri khas. Ada yang fokus ke high end, ada yang low end. Tapi kalau kami semuanya," terang Raymond.
SPC pun tidak terlalu risau ketika vendor ponsel ikut-ikutan merilis produk CCTV sebagai bagian dari pengembangan bisnis IoT.
"Pasti dampak ada, nama mereka sudah dikenal pembuat smartphone. Tapi merek ini tidak bisa spesial. Mereka memang bisa memproduksi banyak produk, tapi tidak specializes," kata pria jebolan lulusan Melbourne University ini.
Saat ini pabrik SPC seluas 3 hektar yang berada Curug, Kabupaten Tangerang punya kapasitas produksi hingga 100 ribu CCTV per bulan. Ragam jenis CCTV yang dibuat, mulai dari analog hingga 4K, berbasis IP hingga dibekali smart detection.
![]() |
Tak hanya dari kalangan pemerintah kota dan kabupaten yang tengah membangun smart city, banyak pemain ritel yang menggunakan solusi CCTV SPC. Satu di antaranya Kopi Kenangan, yang memasang kamera pemantau di seluruh gerainya yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Ekspansi Kopi Kenangan begitu luar biasa, setiap tahun 200-300 outlet. Karena ekspansi begitu cepat mereka membutuhkan monitoring system yang canggih. Karenanya mereka meminta bantuan kami supaya outlet mereka bisa dipantau dengan mudah. Kami berikan solusi IP Cam yang bisa dipantau di command center," jelas Raymond.
SPC mengklaim dirinya menjadi satu-satunya produsen lokal CCTV yang memiliki sertifikasi TKDN di Indonesia. Nilai TKDN dan BMP yang dimiliki sebesar 41,70-41,78%.
Di 2022 ini sederet rencana telah disiapkan SPC agar bisa terdepan di pasar CCTV Tanah Air, salah satunya mengembangkan sisi softwarenya. Mereka mengaku telah merekrut banyak programmer bertalenta di Bandung dan Jogja.
"Sehingga alat kami gampang dipasang, gampang dipindahkan dan gampang digunakan," pungkas Raymond.
(afr/afr)