5 Kunci Penting Mencari Product-Market Fit Buat Startup
Hide Ads

5 Kunci Penting Mencari Product-Market Fit Buat Startup

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Selasa, 07 Des 2021 14:49 WIB
Startup Studio Indonesia
Foto: Dok. SSI

Dengarkan umpan balik dari pengguna

Pemikiran kritis menjadi hal esensial yang harus dimiliki semua founder startup. Untuk bisa mencapai PMF, maka jalan terbaik adalah untuk benar-benar memahami target pengguna, mulai dari kebutuhan, keinginan, hingga harapan mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua pengguna ingin mencoba layanan startup agar bisa mempermudah hidup mereka. Untuk itu, terlebih bagi para startup B2B atau startup yang model bisnisnya rumit dan membutuhkan edukasi lebih, kalau pengguna belum tertarik mencoba, kita yang harus giat 'jemput bola' dan mengajak mereka untuk menggunakan sistem kita, jelaskan apa saja kelebihan-kelebihannya," kata Phil Opamuratawongse, merefleksikan pengalamannya dalam membesarkan Shipper.

ADVERTISEMENT

Bersikap fleksibel dalam mengadaptasi produk

Faktanya, tidak semua startup akan sering digunakan oleh pengguna. Bergantung pada jenis bisnisnya, ada startup-startup yang hanya digunakan sekali sebulan atau sekali dalam beberapa bulan. Ini akan menurunkan tingkat retensi pengguna.

Mengomentari permasalahan ini, Phil menyarankan founder startup untuk bisa membangun produk atau fitur-fitur baru yang bisa melengkapi solusi utama tersebut. Dengan memberikan fitur-fitur baru yang diakses lebih sering, maka kemungkinan untuk menambah aliran pendapatan juga semakin besar. Karena itu, penting bagi startup untuk bersikap fleksibel dan bisa mengadaptasi produk digitalnya sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Grady juga mengungkapkan hal yang sama, "Kita harus terus menerus mempertanyakan asumsi kita. Jangan bergantung di satu jawaban, tapi harus berani berevolusi. Misalnya, ketika masyarakat sedang menghadapi periode 'New Normal', perubahan gaya hidup seperti apa yang bisa kita antisipasi."

Fokus mengembangkan 'power user'

Hal lain yang tak kalah penting untuk menentukan PMF adalah fokus dalam pengembangan basis 'power user'. "Kenali siapa saja power user atau pengguna setia kita, dan berfokuslah untuk memperluas segmen ini dengan membangun produk-produk baru sesuai dengan kebutuhan mereka.

Pahami apa yang membuat power user ini loyal dan tertarik untuk mencoba produk startup kita. Merekalah yang menentukan apakah startup kita bisa makin berkembang atau tidak," jelas Grady.

Mengingat pentingnya tahap PMF untuk startup, SSI berharap pelatihan tahun ini bisa berkontribusi dalam mencetak 150 startup digital yang mampu mengembangkan skala bisnisnya, dari segi jumlah pengguna, jumlah pendapatan, penyerapan tenaga kerja, dan pendanaan dari Venture Capital pada tahun 2024 mendatang.

Sejak diluncurkan pertama kali pada bulan September 2020, program inkubasi SSI telah diikuti oleh total 50 startup early-stage di Indonesia. Tahun ini, melalui tahap seleksi yang ketat, terdapat 15 startup early-stage dari total 5.723 pendaftar yang akhirnya terpilih sebagai partisipan.

Daftar startup tersebut diantaranya adalah: AturKuliner, AyoBlajar, Bicarakan, Bolu, Eateroo, Finku, FishLog, Gajiku, Imajin, Keyta, KreatifHub, Powerbrain, Sgara, Soul Parking, dan Zi.Care.

(asj/fay)