Kelangkaan chip yang terjadi secara global berdampak sangat besar pada berbagai bisnis, dan para pembuat chip berusaha keras untuk mengatasi kelangkaan tersebut.
Salah satunya dengan meningkatkan kapasitas produksi chipnya. Sampai 2021 berakhir, diperkirakan para pembuat chip bakal menggelontorkan dana sampai dengan USD 146 miliar atau sekitar Rp 2.094 triliun.
Estimasi ini dituangkan Gartner dalam laporannya, yang menyebut investasi ini 50% lebih tinggi dibanding capex (capital expenditures, belanja modal) perusahaan-perusahaan pembuat chip sebelum pandemi. Bahkan dibanding investasi pada 2016, angka ini dua kali lipat lebih besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut laporan Wall Street Journal, kelangkaan chip dan permintaan pasar akan produk elektronik yang terus meningkat membuat pengeluaran untuk semikonduktor melonjak di banyak wilayah, termasuk Amerika Serikat.
Para pembuat chip saat ini masih meningkatkan kapasitas produksinya di China, Taiwan, dan Korea Selatan. Namun mereka juga mencari cara untuk menjaga pasokan komponen dengan membangun pabrik di negara seperti Jepang, AS, dan Uni Eropa.
Untuk saat ini, kebanyakan investasi tersebut 80% masih difokuskan untuk meningkatkan kapasitas produksi di Asia, dan hanya 14% dari investasi global itu yang akan dilakukan di AS. Rasio ini menurut Gartner masih akan bertahan sampai 2025.
Meski beberapa pabrikan sudah mulai membangun pabrik di AS, analis memperkirakan hanya akan ada peningkatan 6% produksi chip di AS. Untuk itulah Chamber of Commerce meminta Congress untuk meneken UU yang mengizinkan pemberian subsidi senilai USD 52 miliar untuk perusahaan yang membangun pabrik chip di AS.
Hanya saja yang perlu diingat adalah biaya produksi chip di AS jauh lebih tinggi dibanding biaya produksi di Asia, yang artinya pemerintah AS harus memberikan insentif lebih banyak untuk menarik para produsen chip agar mau membangun pabrik di AS.
Di sisi lain, China misalnya, juga menggenjot industri semikonduktor lokal mereka. Hal serupa juga dilakukan Korea Selatan yang menargetkan peningkatan dua kali lipat untuk ekspor chip mereka menjadi USD 200 miliar pada akhir dekade ini, yaitu dengan menawarkan potongan pajak besar dan berbagai subsidi lain, termasuk janji pasokan air -- yang sangat dibutuhkan dalam proses produksi chip.
(asj/afr)