Ada juga persepsi soal kesuksesan berbisnis hanya diraih jika dilakukan kota-kota besar. Padahal melalui pemanfaatan platform digital, UMKM dapat mengembangkan bisnis di daerahnya masing-masing, meningkatkan perekonomian daerah serta melestarikan produk unggulan daerah.
Platform digital juga memberikan kesempatan untuk UMKM menjangkau konsumen yang lebih besar dan lebih luas. Sebagai contoh, pemilik toko sembako di Pasar Tradisional hanya bisa memasarkan barangnya ke pengunjung Pasar Tradisional tersebut. Namun, ketika toko sembako ini bergabung di platform digital, tidak hanya pengunjung pasar yang bisa dijangkau tapi masyarakat yang tinggal bahkan jauh dari pasar tersebut bisa mengakses dan berbelanja dengan mudah lewat genggaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut tentunya memberikan dampak yang besar, mulai dari efisiensi biaya hingga omset yang lebih besar.
Apalagi berdasarkan dari website Kemenkop, kota-kota kecil menyumbang jumlah UMKM yang cukup banyak. Seperti di Kabupaten Kupang (44.639 UMKM), Kabupaten Gowa (937 UMKM), Kota Pekanbaru (105.445 UMKM), Kabupaten Malang (417.373 UMKM) dan Kota Surakarta (82.531 UMKM).
Daerah-daerah ini juga telah mencatatkan kinerja bertumbuh dalam setahun terakhir. Didorong dengan adanya dukungan pemerintah nasional maupun lokal untuk meningkatkan rasa percaya diri masyarakat, para UMKM juga mendapatkan pendampingan untuk transformasi digital serta vaksinasi.
Dengan hasil tersebut, seharusnya kota-kota kecil ini juga bisa lebih maju dan dikenal lebih luas sehingga dapat meningkatkan potensi ekonominya. Apalagi bila dipadukan dengan fasilitas logistik yang mumpuni untuk mengirimkan hasil produksinya.
Berdasarkan data East Ventures Digital Competitiveness Index 2021, fasilitas logistik yang sudah semakin maju memberikan dampak positif bagi bangsa pertumbuhan ekonomi. Contoh mereka yang sudah merasakan manfaat dari menggunakan layanan pengantaran seperti GrabExpress.
Pedagang di Pasar Poris Tangerang bernama Jessyca Putri Maslie (16) yang merasakan penurunan semenjak pandemi. Dengan adanya fasilitas layan antar, pelanggannya bisa memesan kapan saja. Meskipun beberapa pasar sudah mulai buka, Jessyca tetap menggunakan layanan online dan membantunya untuk bisa meningkatkan pendapatan hingga 3x lipat.
Contoh lainnya adalah pengusaha buket bunga, snack, dan balon di Makassar, Fauziah Yusuf yang semakin dimudahkan untuk mengantar langsung dagangannya ke pembeli
"Layanan GrabExpress ini memudahkan usaha kecil sepertinya karena bisa mengirim buket ke lima alamat berbeda dalam satu waktu. Hal ini juga buat para pembeli tidak lama menunggu pesanannya sampai," ujar Fauziah.
UMKM merupakan tulang punggung bagi perekonomian yang menghasilkan 60% dari PDB lokal. Upaya terbaik sangat penting untuk membantu UMKM bertahan di masa pandemi.
Kementerian Koperasi dan UMKM Indonesia melaporkan bahwa 99,99% bisnis di Indonesia adalah UMKM, dengan total 64 juta unit. UMKM menyerap hingga 97% tenaga kerja, sementara perusahaan besar hanya menyerap sekitar 3%. Oleh karena itu, peran swasta dan pemerintah sangat dibutuhkan dalam mengatasi tantangan UMKM khususnya di kota-kota kecil.
Menanggapi hal tersebut, Grab dan Emtek Group melakukan kemitraan strategis untuk mendukung UMKM di kota-kota kecil dan kabupaten di Indonesia.
Selain bentuk pendampingan, UMKM juga turut didorong untuk melakukan digitalisasi agar dapat memperoleh manfaat dari ekonomi digital. Pemerintah juga mencanangkan program digitalisasi dengan target sebanyak 30 juta pelaku UMKM masuk dalam ekosistem digital pada tahun 2024
Grab dan Emtek Group juga akan menyelenggarakan program digitalisasi yang menargetkan UMKM di kota-kota kecil. Program ini difokuskan untuk memberi dukungan terintegrasi yang meliputi pelatihan bisnis intensif dan peningkatan kapasitas UMKM, serta memfasilitasi solusi teknologi yang dirancang khusus, oleh Grab dan Bukalapak.