Ada cara agar bisa berdonasi secara gratis ketika pengguna memakai layanan aplikasi Grab. Oleh Neneng Goenadi Country Managing Director Grab Indonesia dalam 'Virtual Konferensi Pers: Kampanye Grab Bersatu', Selasa (2/8/2021), ini adalah salah satu cara Grab membantu masyarakat untuk saling bahu membahu.
"Grab sudah hadir tujuh tahun lalu, kami memulai sebagai perusahan ride hailing dan tumbuh menjadi aplikasi terkemuka di Asia Tenggara. Kami berusaha menyediakan solusi kebutuhan masyarakat dengan dukungan teknologi," kata Neneng.
Grab sudah ada di sekitar 400 kota di Asia Tenggara dan 260 kota di Indonesia. Bantuan Grab bukan hanya untuk mitra pengemudi, merchant, agent dan merek tetapi juga UMKM yang belum masuk ke ranah digital. Pada April hingga akhir 2020, sudah ada 600 ribu UMKM yang tergabung dengan Grab.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi, ini semua tidak mungkin bisa terwujud jika tidak ada kerjasama dengan banyak sektor. Grab percaya, dengan semangat persatuan, ini akan berdampak besar. Dengan pencapaian dukungan dari mitra pengantaran kami, merchant, agent, dan mitra bisnis seluruh Indonesia, ini semua bisa jadi dampak besar.
"Kami percaya semangat persatuan, semangat persatuan ekosistem terbuka dan memungkinkan kami menciptakan solusi bagi seluruh pengguna Grab," ujarnya.
"Lebih dari 1 tahun, pandemi juga mendorong adaptasi kebiasaan baru. Kami jadi menyadari kita semua harus bekerjasama mengatasi pandemi sehingga mencapai kemerdekaan dari pandemi ini. Grab sudah melakukannya dengan 23 merk nasional bersatu membangun indonesia," cetusnya.
Nah, lalu bagaimana caranya masyarakat bisa berpartisipasi dalam berdonasi secara gratis? Caranya adalah dengan mengganti promo yang ada (diskon/potongan harga) dan dialihkan dengan kode 'BERSATU'. Dengan begitu, pengguna bisa menyumbang sebanyak Rp 5 ribu.
Kode 'BERSATU' bisa digunakan selama periode 23 Juli sampai 31 Agustus 2021 dengan target mencapai Rp 1 miliar. Donasi ini akan disalurkan melalui Benih Baik kepada: fasilitas kesehatan, nakes, ribuan pasien COVID-19, anak-anak yang terpapar COVID-19, masyarakat kurang mampu yang tidak bisa membeli obat dan vitamin, hingga pedagang asongan/kaki lima yang berjuang selama PPKM.
(ask/fay)