Pada Rabu-Kamis, 14-15 Juli 2021, Mendix Virtual Hackathon 2021 diselenggarakan oleh Mendix dan Siemens Digital Industries Software. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan kreativitas talenta digital Indonesia.
Kompetisi ini didukung oleh Kemenkominfo serta bekerjasama dengan PT ACA Pacific Indonesia, Optima Cipta Guna Indonesia, Soltius Indonesia, dan Solusi Kode Indonesia ini memfasilitasi para talenta digital untuk berkreasi dalam menciptakan inovasi digital dengan tema "Peranan Mobile Apps dalam Mendukung Industri Alat Kesehatan, Farmasi, dan Rumah Sakit untuk Membantu Penanganan Pandemi COVID-19".
Dalam kompetisi ini, para peserta diminta untuk membuat prototype aplikasi menggunakan Mendix. Aplikasi yang diciptakan oleh para talenta digital nantinya diharapkan dapat mendukung kinerja pemerintah dalam menangani pandemi COVID-19 di industri alat kesehatan, farmasi, dan rumah sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini jika melihat data, kita hanya memiliki 1,1 juta talenta digital, padahal kita membutuhkan 9 juta untuk eksis di bidang digital. Ini harus ditingkatkan 9 kali lipat," ujar Hary Budiarto, Kepala BPSDM Kementerian Komunikasi dan Informatika, dalam keterangan yang diterima detikINET.
Sebelum memasuki kompetisi, para peserta diberikan pembekalan melalui workshop tentang peran teknologi low-code untuk bisnis dan penanganan pandemi COVID-19.
Para pembicara utamanya adalah Hary Budiarto - Kepala BPSDM dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, Alex Teo - Vice President & Managing Director South East Asia dari Siemens Digital Industries Software, Martin Brehm - Solution Architect dari Amazon Web Services, Riza Muhammad Nurman - Asesor & Senior Faculty dari CCIT FTUI, dan Jornt Moerland - Regional Vice President Asia Pacific dari Mendix.
"Ini adalah transformasi yang membantu masyarakat dan bisnis untuk menemukan peluang usaha baru di era ekonomi dunia berbasis pengetahuan. Indonesia memiliki peluang besar untuk menempatkan posisinya lebih baik lagi, khususnya bagi para sumber daya manusia yang berbasis ilmu pengetahuan," ujar Alex Teo, Wakil Presiden & Managing Director Asia Tenggara industri Perangkat Lunak Digital Siemens.
Mendix sendiri, yang wajib digunakan oleh peserta kompetisi, merupakan platform dengan teknologi low-code dari Siemens Digital Industries Software, yang dapat menyederhanakan proses pengembangan aplikasi dengan menggunakan kode minimal.
"Mendix merupakan satu-satunya platform yang memenuhi semua elemen spektrum pengembangan berbasis aplikasi. Platform ini dapat digunakan secara kolaboratif oleh semua orang dari berbagai macam keahlian profesional yang ingin mengembangkan idenya menjadi solusi," ujar Jornt Moerland, Wakil Presiden Regional Asia Pasifik Mendix.
Dari seluruh calon peserta yang mendaftar, hanya 16 tim yang terpilih untuk dapat mengajukan proposal lamaran dan mengikuti kompetisi Mendix Virtual Hackathon 2021. Berdasarkan hasil penilaian juri terhadap proposal dari 16 tim, terpilih 5 tim yang maju ke tahap prototype menggunakan Mendix dan mempresentasikan prototype tersebut di tahap elevator pitch.
Pada tahap elevator pitch, setiap tim diberikan waktu 5 menit untuk presentasi dan 10 menit untuk tanya jawab dengan juri. Dari tahap ini, juri memutuskan 3 tim yang berhak menjadi pemenang kompetisi.
Juara 1 diraih oleh Gardyan Priangga A., Ardimas Andi P., dan Nunung Nurul Q. dengan aplikasi "NuMed" yang berhak atas hadiah 1 unit laptop dan 1 unit smartphone.
Juara II diraih oleh Gema Pratama P. dan Michael Sugiarto dengan aplikasi "Covid Club" yang berhak atas hadiah 1 unit laptop dan hadiah berupa e-voucher senilai 1,5 juta. Dan juara ketiga diraih oleh Jeni Kasturi, M Azka Aulia, Tiara Zilzaha AA dengan aplikasi "Cubic Heart" yang berhak atas hadiah 1 unit laptop.
(asj/asj)