Sistem yang baru diterapkan mungkin bisa mendisrupsi sistem lama yang sudah berjalan. Namun digitalisasi sistem distribusi yang diterapkan Warung Pintar dijanjikan tak akan mengganggu sistem distribusi yang sudah berjalan.
Baru-baru ini Warung Pintar bekerja sama dengan Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP) untuk mendigitalisasi sistem distribusi ke warung tradisional dan toko kelontong tanpa mengganggu distributor resmi yang sebelumnya sudah bekerja sama dengan CCEP Indonesia.
Hal ini dilakukan sebagai salah satu strategi CCEP untuk mendapatkan data persebaran produk yang lebih transparan yang nantinya digunakan sebagai dasar dalam menginisiasi strategi distribusi maupun pemasaran secara optimal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bermitranya CCEP Indonesia dengan Warung Pintar Group memungkinkan CCEP Indonesia untuk mendapatkan transparansi data konsumen dan potensi persebaran produk ke lebih dari 500.000 warung di dalam ekosistem Warung Pintar Group ke depannya.
Jumlah warung pun akan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan Warung Pintar yang ditargetkan memiliki 1.000.000 warung dalam tiga tahun ke depan.
"Digitalisasi channel tradisional yang diciptakan oleh Warung Pintar Group bertujuan untuk menghadirkan transparansi informasi guna membantu semua pihak dalam menciptakan strategi distribusi produk dan pemasaran yang efektif dan menguntungkan bagi seluruh ekosistem warung," ujar Agung Bezharie, CEO Warung Pintar.
"Dengan bekerja sama dengan CCEP Indonesia, hal ini turut memvalidasi keberadaan Warung Pintar Group dalam menjawab permasalahan seluruh pihak di alur distribusi general trade dari berbagai skala. Begitupun brand, di mana kami layanan kami mampu menjawab permasalahan brand dari skala terkecil hingga yang paling besar, seperti CCEP Indonesia," tambahnya.
Baca juga: Warung Pintar Akuisisi Bizzy Digital |
Sebagai salah satu jalur distribusi terbesar di Indonesia, informasi persebaran produk yang didapat oleh setiap stakeholder di dalam ekosistem warung masih asimetris. Untuk brand, hal ini mengakibatkan perencanaan strategi yang tidak tepat sasaran dan pemilik warung yang mendapatkan harga stok barang lebih tinggi dari seharusnya.
"Sebagai sebuah bisnis, kami secara konsisten berinvestasi dalam sistem dan teknologi terdepan, untuk mendukung proses manufaktur dan distribusi di Indonesia. Saat ini kami memperluas upaya disrupsi digital ke garda depan bisnis untuk mendukung strategi pertumbuhan sebagai fokus utama dengan memanfaatkan berbagai channel online yang ada," jelas Lakshman Peiris, Direktur Marketing Coca-Cola Europacific Partners Indonesia.
"Pelanggan kami, termasuk outlet general trade, merupakan bagian terpenting dan vital dari bisnis CCEP Indonesia, dan kami berkomitmen untuk menciptakan berbagai peluang dalam memberikan layanan yang cepat dan terbaik bagi mereka, termasuk melalui investasi di berbagai saluran digital untuk memperluas jalur distribusi kami di Indonesia," tutupnya.
(asj/asj)