Perekonomian saat ini didorong dan dipengaruhi oleh ide-ide liar dari generasi Y dan Z karena sudah terbukti mampu menciptakan daya saing bisnis di era informasi dan teknologi.
Karena itulah sumber daya manusia ini perlu diwadahi agar terus tumbuh dan berkembang, seperti yang dilakukan oleh perusahaan digital kreatif Diciri. Mereka menciptakan sistem terpadu karena menganggap kreativitas ini sebagai modal penting untuk menghadapi berbagai tantangan.
Ponco Pamungkas, salah satu Penggerak Ekonomi Kreatif dari Kota Bogor mengakui bahwa dalam konteks ekonomi, daya saing bisnis di segala sektor industri bisa muncul tidak hanya diukur jumlah banyak (kuantitatif) namun juga diukur dari kualitas (kualitatif), maka kualitatif ini outputnya adalah kreativitas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sistem terpadu yang kami sebut DCRM+ begitu mempesona karena sistem ini menjawab keresahan para content creator DICIRI dan juga keresahan client DICIRI saat berkomunikasi," ujar Ponco, yang merupakan founder Diciri, dalam keterangan yang diterima detikINET.
"Pergerakan kami jelas berbeda dengan pergerakan perusahaan kreatif yang lain karena kebanyakan dari perusahaan kreatif yang lain masih mengandalkan WhatsApp group untuk berkomunikasi dan masih terjebak di pola-pola bisnis yang konvensional," tambahnya.
Lalu, fitur apa saja yang tersedia di DCRM+? Sistem terpadu ini mampu mengatur keseimbangan antara jumlah SDM (kreator konten) dengan kebutuhan proyek (klien) yang tidak terbatas. Data proyek yang terdiri dari tasklist, feedback client yang transparan serta data billing yang hanya ditampilkan kepada client dan pihak keuangan Diciri secara realtime.
DCRM+ ini hanya bisa digunakan oleh kreator konten dan klien Diciri lewat login yang diberikan setelah mereka sudah bekerja sama. DCRM+ sendiri pertama dikembangkan pada 2014, dan Ponco berharap DCRM+ bisa mewadahi kebutuhan dan kepentingan ratusan proyek yang berjalan bersamaan.
(asj/asj)