Kelangkaan komponen elektronik seperti chip semikonduktor yang terjadi secara global diperkirakan akan terjadi setidaknya sampai 2022.
Ini adalah pernyataan Foxconn, perusahaan yang menjadi perakit sejumlah produk buatan Apple dan berbagai produk elektronik perusahaan lain. Mereka menyatakan sudah mulai merasakan dampak dari kelangkaan komponen elektronik tersebut.
CEO Foxconn Young Liu menyebut mereka tak akan bisa memenuhi sejumlah pesanan produk karena kelangkaan ini, yang ia perkirakan akan terjadi setidaknya sampai Q2 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Pasokan) untuk dua bulan pertama di kuartal ini masih oke, karena klien kami semuanya (perusahaan) besar, namun kami mulai melihat adanya perubahan mulai bulan ini," ujar Liu dalam earnings call pada para investor Foxconn.
Baca juga: Keamanan Pabrik iPhone Diperketat, Ada Apa? |
Dampak dari kelangkaan ini diperkirakan tidak terlalu besar, setidaknya untuk saat ini. Menurut Liu, Foxconn memperkirakan akan kehilangan 10% dari pesanannya karena komponen yang langka ini.
Namun mengingat konsumen Foxconn biasanya memesan barang dalam jumlah besar, 10% ini artinya jumlah yang banyak juga. Terutama untuk konsumen Foxconn seperti Apple yang akan terkena dampak seperti penundaan kehadiran produk baru iPhone.
Foxconn sendiri sudah mengalami pelambatan produksi sejak pandemi terjadi, yaitu karena mengikuti aturan lockdown dan karantina untuk pekerja pabrik. Pelambatan itu juga berdampak pada banyak hal, seperti tertundanya peluncuran lini iPhone 12 dan lainnya.
Baca juga: Giliran iPhone 12 Jadi Made in India |
Dibandingkan dengan penundaan pada awal pandemi itu, penundaan karena kelangkaan komponen ini terlihat tidak seberapa. Namun jika terus terjadi, penundaan ini akan terus menumpuk sampai parah pada akhir tahun ini.
Sebelum Foxconn ada juga Samsung yang memperingatkan para investornya terhadap ketidakseimbangan yang terjadi pada bisnis semikonduktor, yang terjadi akibat kelangkaan chip secara global, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Kamis (1/4/2021).
Sebelumnya sudah ada banyak perusahaan, dari mulai perusahaan otomotif, sampai perusahaan teknologi yang mengeluhkan kesulitan mendapatkan chip. Hal tersebut berdampak pada harga produk di pasaran yang melonjak, contohnya adalah kartu grafis PC yang harganya naik dua, atau bahkan tiga kali lipat.
(asj/fay)