Tak hanya Jack Ma yang kini harap-harap cemas setelah perusahaannya diperiksa ketat oleh pemerintah China. Rival beratnya, Ma Huateng yang biasa dipanggil Pony Ma, dilaporkan menjadi sasaran berikutnya.
Pony Ma yang jarang tampil di publik ini, adalah pendiri Tencent Holding, perusahaan media sosial dan video game terbesar di Negeri Tirai Bambu. Baru-baru ini, sumber Reuters mengungkap bahwa Pony Ma bertemu dengan lembaga anti monopoli pemerintah China.
Meeting itu disebut sebagai indikasi konkret bahwa aksi China menjinakkan para raksasa teknologi yang dimulai pada kerajaan bisnis Jack Ma, kini mengincar perusahaan besar lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dikutip detikINET dari Reuters, Beijing makin ketat meregulasi para perusahaan yang termasuk paling bernilai di dunia itu, lantaran dicemaskan semakin kuat pasarnya dan menghancurkan kompetitor, menyalahgunakan data konsumen dan hak-hak mereka.
Tencent punya WeChat, layanan messaging dan pembayaran mobile yang sangat populer di China. Pony Ma sendiri merupakan orang terkaya kedua di China dengan kekayaan terakhir diestimasi Forbes di kisaran USD 60 miliar.
Tidak seperti Alibaba milik Jack Ma yang telah resmi diinvestigasi atas dugaan monopoli, Tencent memang belum mengalaminya. Akan tetapi tanda-tandanya ke arah sana.
Baca juga: China Mau Lucuti Bisnis Media Jack Ma |
"Sebagai dua besar China, normal saja jika Tencent merasa cemas diincar. Ada dua kekhawatiran Tencent, pemeriksaan bisa berimbas pada deal akuisisi mereka sedangkan investigasi soal posisi dominan mereka di pasar bisa merusak keunggulan platformnya," kata You Yunting dari DeBund Law Offices.
Investor pun mulai merasa kecemasan, di mana harga saham Tencent pun belakangan menurun. Pony Ma yang low profile dan tidak banyak bicara kemungkinan akan lebih berhati-hati dibandingkan Jack Ma yang ceplas ceplos dan kemudian ditindak.
(fyk/afr)