Jack Ma tampaknya masih terus diganggu. Kali ini perusahaannya Alibaba dipanggil pemerintah China terkait teknologi deepfake.
Untungnya kali ini Alibaba Group tidak sendirian. Mereka bersama Tencent, ByteDance, Xiaomi, Kuaishou dan perusahaan teknologi China lainnya --total 11 perusahaan-- ditanyai pemerintah China urusan keamanan siber.
Seperti dilihat dari Reuters, Sabtu (20/3/2021) China memanggil mereka dalam pertemuan pada Kamis (18/3) melalui badan ruang siber dan kementerian keamanan. Yang dibahas adalah potensi keamanan dan masalah dari aplikasi deepfake dan audio sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alibaba Group dan perusahaan lain tentunya tutup mulut usai pertemuan itu. Namun memang belakangan teknologi deepfake lagi naik daun karena berhasil membuat video hiper realistis tapi palsu menampilkan sosok orang melakukan atau mengatakan sesuatu.
Pemerintah China meminta Alibaba Group dkk melakukan penilaian keamanan masing-masing. Mereka diminta melapor jika berencana membuat fitur atau layanan yang bisa memobilisasi masyarakat.
Selain deepfake, audio sosial juga jadi permasalahan sejak Clubhouse melejit di China. Aksi blokir Clubhouse malah membuka jalan untuk lahirnya aneka tiruannya termasuk buatan ByteDance, Kuaishou dengan aplikasi Feichuan dan Xiaomi dengan aplikasi Mi Talk.
Sebelumnya, ada kabar kalau Jack Ma diminta pemerintah China melepas saham di perusahaan medianya, South China Morning Post (SCMP). Alibaba memang memiliki SCMP sejak tahun 2015. Media yang berbasis di Hong Kong ini dinilai cukup kredibel, kalau sahamnya dilepas tentunya ada kekhawatiran dikekang oleh pemerintah China.
Kabar ini tidak lama setelah UC Browser milik Alibaba Group punya Jack Ma juga dilenyapkan dari aplikasi Android di China. UC Browser disikat karena dinilai melakukan promosi menyesatkan yang mendorong publik lebih banyak mendatangi rumah sakit swasta ketimbang rumah sakit pemerintah China.
(fay/fyk)